GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Sunday, November 27, 2011

YESUS DI INDIA (5)


Doa Yesus as. Agar Di Selamatkan Dari Cobaan
Di antara kesaksian yang membuktikan Yesus a.s. diselamatkan dari kematian di atas kayu salib adalah narasi Injil Matius pasal 26 ayat 36 sampai 46 yang menjelaskan bahwa beliau setelah mendapat informasi melalui wahyu tentang mendekatnya waktu penangkapan dirinya, beliau berdoa kepada Tuhan sepanjang malam itu dengan sujud dan berlinang air mata. Doa yang diajukan dengan kerendahan hati demikian tidak mungkin tidak dikabulkan oleh Tuhan karena doa mereka yang dikasihi Tuhan yang dikemukakan saat dalam percobaan tidak mungkin ditolak. Bagaimana mungkin doa Yesus yang dilakukan sepanjang malam dengan hati yang pedih dan galau lalu ditolak oleh Tuhan? Yesus a.s. pernah mengatakan bahwa ‘Bapa yang di sorga selalu mendengarkan aku.’(Yohanes 11:41, 42)  Karena itu jika ada yang mengatakan bahwa doa beliau yang diutarakan dalam saat kegalauan tidak dikabulkan, bagaimana kita akan mengatakan bahwa Tuhan mendengar doa-doa beliau? Injil juga menunjukkan bahwa Yesus a.s. merasa yakin kalau doa beliau telah diterima karena meyakininya.  Itulah sebabnya ketika beliau ditangkap dan dinaikkan ke kayu salib dimana beliau melihat keadaannya jauh di luar harapannya, beliau tidak sengaja berteriak ‘Eli, Eli, lama sabakhtani’ yang berarti ‘Allah-ku, Allah-ku, mengapa Engkau meninggalkan aku?’ (Matius 27:46)  Beliau tidak memperkirakan bahwa keadaannya akan mendjadi demikian gawat sedangkan beliau meyakini doanya telah didengar Tuhan.

Rujukan-rujukan dari Injil di atas menunjukkan bahwa Yesus amat yakin kalau doanya didengar dan diterima Tuhan, bahwa permohonan beliau yang diajukan sepanjang malam dengan berlinang air mata tidak akan percuma, sebagaimana beliau sendiri mengajarkan kepada para murid ‘Apa saja yang kamu minta dan doakan . . . maka hal itu akan diberikan kepadamu.’ (Markus 11:24)
Yesus juga mengemukakan perumpamaan tentang seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati seorang pun. (Lukas 18:2 – 7).  Tujuan perumpamaan itu agar para murid mengetahui bahwa Tuhan selalu menjawab doa-doa.

Meskipun Yesus a.s. mengetahui berdasarkan wahyu Allah s.w.t. bahwa beliau akan menghadapi cobaan yang berat, namun sebagai orang yang saleh, beliau berdoa karena meyakini tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya dan Tuhan-lah yang menentukan apakah sesuatu akan terjadi atau tidak. Jadi kalau kita mengatakan bahwa doa Yesus a.s. ditolak maka hal itu akan menggoyahkan keimanan para murid beliau. Apakah mungkin Tuhan akan menampakkan kepada para murid itu contoh yang bersifat destruktif terhadap keimanan mereka?  Kalau mereka melihat bahwa doa seorang nabi besar seperti Yesus yang diajukan sepanjang malam dengan hati yang menggelora ternyata tidak diterima maka hal itu akan merusak keimanan mereka. Karena itu tidak bisa tidak, Tuhan telah mengabulkan doa Yesus yang diajukan di taman Getsemani tersebut.

Berkaitan dengan keadaan tersebut, ada pokok permasalahan lain.  Sebagaimana ada persepakatan untuk membunuh Yesus oleh para pendeta dan ahli kitab yang berkumpul di istana Imam Besar Kayafas, begitu juga dahulunya ada persepakatan untuk membunuh nabi Musa a.s.  Hal yang sama juga terjadi di zaman Rasulullah s.a.w dimana terjadi persepakatan di tempat yang bernama Dar-ul-Nadwa untuk membunuh beliau. Nyatanya Tuhan yang Maha Kuasa telah menyelamatkan kedua nabi tersebut. Persepakatan membunuh Yesus terjadi di dalam periode di antara kedua nabi tersebut. Lalu pantaskah mengatakan bahwa Yesus tidak diselamatkan sedangkan beliau berdoa demikian khusuknya. Mengapa doa Yesus tidak akan didengar Allah s.w.t. yang selalu mendengar orang-orang yang dikasihi-Nya dan selalu menggagalkan rencana orang-orang jahat?

Semua orang saleh menyadari berdasarkan pengalaman bahwa doa orang teraniaya dan terpuruk selalu dikabulkan. Justru saat cobaan itulah bagi seorang saleh merupakan tanda baginya dari Tuhan.  Aku pun punya pengalaman pribadi mengenai hal ini. Dua tahun yang lalu ada tuduhan pembunuhan yang dilontarkan atas diriku oleh seorang Kristen bernama Dr. Martin Clark yang tinggal di Amritsar, Punjab, melalui pengadilan di Distrik Gurdaspur yang menyatakan bahwa aku telah mengutus seseorang bernama Abdul Hamid untuk membunuh doktor tersebut. Dalam kasus ini aku harus menghadapi persepakatan orang-orang dari tiga komunitas yaitu Kristen, Hindu dan Muslim yang mencoba dengan segala cara untuk membuktikan bahwa aku telah melakukan pembunuhan.

Umat Kristiani memusuhi aku karena aku dianggap sedang mencoba membebaskan manusia dari doktrin yang salah tentang Yesus – dan memang aku masih terus melaksanakannya dan kasus ini merupakan perlakuan pertama mereka kepadaku. Adapun umat Hindu memusuhi aku karena aku telah menubuatkan kematian salah seorang mereka bernama Pandit Lekh Ram, dengan persetujuan yang bersangkutan, dimana nubuatan itu terpenuhi dalam kurun waktu yang ditentukan - sebagai tanda yang menakutkan dari Tuhan.  Begitu juga para ulama Muslim memusuhi aku karena aku menentang kedatangan Al-Masih yang haus darah dan menolak konsep Jihad menurut mereka.

Jadi, beberapa tokoh penting dari ketiga komunitas itu berunding bersama untuk membuktikan tuduhan pembunuhan yang dikenakan kepada diriku, agar aku dipenjara atau dihukum gantung.  Dipandangan Allah s.w.t. mereka itu menjadi orang-orang yang aniaya.  Tuhan telah memberitahukan hal ini kepadaku sebelum saat perundingan rahasia mereka. Tuhan telah memberitahukan juga akan kelepasanku dari pengadilan. Wahyu-wahyu dari Tuhan ini diumumkan sebelumnya kepada ratusan orang. Setelah turunnya wahyu tersebut, aku berdoa ‘Ya Allah, lepaskanlah aku dari cobaan ini’ dan Tuhan memberitahukan bahwa Dia akan menyelamatkan aku dan membebaskan aku dari tuduhan yang dilontarkan kepadaku. Wahyu ini disampaikan kepada lebih dari tigaratus orang dimana banyak yang masih hidup sekarang. Yang terjadi adalah musuh-musuhku itu mengajukan saksi-saksi palsu ke pengadilan dan hampir berhasil ‘membuktikan’ tuduhan mereka.

Ternyata yang terjadi adalah diungkapkannya fakta-fakta kasus tersebut oleh Tuhan dengan berbagai cara kepada hakim yang menangani yaitu Captain W. Douglas, Deputi Komisaris dari Gurdaspur. Menurut yang bersangkutan kasus itu palsu. Ia mengabaikan si doktor yang juga pendeta misionaris Kristen dan rasa keadilan yang dimilikinya telah menuntunnya untuk membatalkan tuntutan tersebut. Dengan demikian apa yang aku maklumkan kepada ratusan orang tentang kelepasanku menurut wahyu samawi telah terbukti. Padahal hal-hal yang mengikuti kejadian tersebut cenderung berbahaya. Hal mana telah menguatkan keimanan banyak sekali orang lain.

Kejadian seperti ini tidak hanya sekali. Ada beberapa tuduhan sejenis dan tuntutan-tuntutan kriminal dilontarkan kepadaku melalui pengadilan, tetapi sebelum aku sempat dipanggil, Allah s.w.t. telah memberitahukan kepadaku sumber dan akhir perkara, dan dalam setiap kasus tersebut aku selalu diberi kabar gembira mengenai kelepasanku.

Yesus as. Lepas Dari Kematian Yang Menghinakan
Yang tersirat dari sini adalah bahwa Allah yang Maha Kuasa tidak diragukan pasti menerima doa apalagi ketika hamba-Nya yang benar datang mengetuk pintu-Nya. Dia yang Maha Kuasa menyelesaikan keluhan mereka dan membantu mereka dengan cara-cara yang aneh.  Mengenai ini, aku sendiri adalah saksinya. Lalu bagaimana mungkin doa Yesus a.s. yang diutarakan dengan begitu memilukan, tidak akan diterima oleh Tuhan? Tidak mungkin. Allah s.w.t. telah menyelamatkan beliau. Dia telah menciptakan situasi di langit dan di bumi untuk menyelamatkan beliau. Yahya Pembaptis tidak memiliki waktu untuk berdoa karena akhir hayatnya telah tiba. Tetapi Yesus mempunyai waktu satu malam penuh untuk berdoa dan beliau menghabiskan malam itu dengan berdoa, baik berdiri maupun bersujud di hadapan Tuhan-nya, karena Tuhan membukakan kepada beliau untuk mengutarakan kegalauan hatinya dan meminta kelepasan dari-Nya karena tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.  Karena itu Tuhan sejalan dengan kodrat abadi-Nya telah mendengar doa beliau. Orang-orang Yahudi itu telah melontarkan hujatan ketika mereka menyalib Yesus dengan mengatakan ‘kalau ia menaruh harapannya kepada Allah, baiklah Allah menyelamatkan dia . . .’(Matius 27:43).   Nyatanya Tuhan telah menihilkan rencana orang-orang Yahudi itu dan menyelamatkan Messiah kekasih-Nya dari salib dan dari kutukan yang menyertainya. Orang-orang Yahudi itu telah gagal. Dari beberapa kesaksian Injil yang sampai kepada kita antara lain adalah:
Supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua ini akan ditanggung angkatan ini.’(Matius 23:35 – 36)

Kalau kita renungkan ayat di atas, kita akan menyimpulkan bahwa Yesus a.s. menyatakan kalau pembunuhan para nabi oleh orang Yahudi akan berakhir dengan pembunuhan nabi Zakharia, setelah itu mereka tidak lagi akan bisa membunuh seorang nabi. Ayat ini merupakan nubuatan akbar yang menunjukkan bahwa Yesus a.s. tidak wafat di kayu salib, beliau malah diselamatkan dan kemudian wafat secara alami. Jika kiranya Yesus harus mengalami kematian di tangan umat Yahudi seperti nabi Zakharia, tentunya beliau akan menyiratkan dalam perkataannya itu.

Jika ada yang memaksakan pandangan bahwa Yesus memang terbunuh oleh orang-orang Yahudi namun tidak menjadi dosa bagi orang Yahudi itu mengingat kematian Yesus dianggap sebagai penebusan, maka pandangan demikian tidak ada dasarnya karena dalam Injil Yohanes 19:11 jelas dikatakan kalau umat Yahudi telah melakukan dosa besar dengan berusaha membunuh Yesus. Begitu juga di beberapa tempat lain diisyaratkan dengan jelas akan adanya hukuman dari Tuhan atas kejahatan mereka terhadap Yesus. (Matius 26:24)   Kesaksian Injil lainnya yang sampai kepada kita adalah penuturan
Matius:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai raja dalam kerajaannya.’ (Matius 16:28).

Begitu juga ayat dalam Injil Yohanes:
Jawab Yesus: Jikalau aku menghendaki supaya ia (murid bernama Yohanes) tinggal (yaitu di Yerusalem) sampai aku datang, itu bukan urusanmu.’ (Yohanes 21:22).
Arti dari ayat di atas adalah ‘Kalau aku mau, Yohanes belum akan mati sebelum aku kembali.’ Dari situ jelas kalau Yesus telah berjanji bahwa beberapa orang akan berumur panjang sampai beliau kembali dimana salah satu antaranya bernama Yohanes (Yahya). Janji tersebut pasti dipenuhi.  Sejalan dengan itu, bahkan umat Kristiani pun mengakui jika janji tersebut telah terpenuhi yaitu Yesus akan kembali ketika beberapa orang dari masa itu masih hidup. Dengan demikian nubuatan itu telah dipenuhi sesuai dengan janji beliau.

Ayat itulah yang dijadikan basis pernyataan para rohaniwan Kristiani bahwa Yesus sesuai janji beliau telah datang ke Yerusalem pada saat kehancuran kota itu dan bahwa Yohanes bertemu beliau karena saat itu ia masih hidup. Tetapi kiranya perlu dicatat bahwa umat Kristiani tidak ada mengatakan kalau Yesus turun dari langit bersama tandatanda yang mengiringi. Mereka mengatakan bahwa beliau terlihat oleh Yohanes sebagai penampakan untuk memenuhi nubuatan di Injil Matius pasal 16 ayat 28 itu. Menurut hematku, kedatangan seperti itu tidak memenuhi nubuatan yang ada. Cara demikian merupakan penafsiran yang amat lemah hanya untuk menghindari kesulitan akibat kritik yang dilontarkan orang tentang posisi beliau itu.  Penafsiran demikian itu sangat lemah dan tidak mempunyai dasar yang kuat sehingga rasanya tidak perlu menyangkalnya karena kalau yang dimaksud adalah Yesus akan muncul dalam bentuk mimpi atau penampakan, maka nubuatan seperti itu tidak masuk akal. (Aku telah membaca penafsiran beberapa ulama Islam tentang Matius 16:28 yang lebih tidak masuk akal dibanding penafsiran umat Kristiani. Menurut para ulama itu, adalah tanda kedatangan kembali Yesus ketika beberapa orang dan seorang murid bel i au dari masa tersebut masih dalam keadaan hidup.  Mereka menganggap bahwa murid tersebut akan tetap hidup sampai sekarang ini karena Messiah belum jug a datang. Mereka menganggap bahwa murid tersebut sedang bersembunyi di salah satu gunung menunggu kedatangan kembali Messiah).  Dengan cara demikian itu juga dikatakan Yesus tampak kepada Paulus, lama sebelum kejadian tersebut.

No comments: