GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Friday, November 25, 2011

BUKU KLARIFIKASI TERHADAP "KESESATAN AHMADIYAH DAN PLAGIATOR" (1)


Berikut ini saya kutipkan tulisan dari sebuah buku yang berjudul Klarifikasi Terhadap “KESESATAN AHMADIYAH” dan PLAGIATOR”. Buku yang di susun oleh Ahmad Sulaiman dan Ekky (Ahmadiyah) guna menjawab dua buah tulisan dari “KESESATAN AHMADIYAH” oleh Hilman Firdaus (Majlis Tabligh dan Da'wah Khusus Muhammadiyah) dan “PLAGIATOR” oleh PROF. DR. M. Abdurrahman MA (Guru Besar Fak. Syariah-Universitas Islam Bandung, Ketua Umum PP Persis, Anggota penasehat MUI Pusat, Anggota Dewan Ulama Internasional Pembebasan Al-Quds Wakil Asia Tenggara)

SEJARAH MIRZA GHULAM AHMAD

Keberatan: 1839: MGA di lahirkan di desa Qadian-India.

Jawaban:
    Beliau lahir di Qadian-India bukan 1939, melainkan tahun 1935 M.
Keberatan: Ghulam Murtaza (Murtadha), ayah kanndung MGA (Mirza Ghulam Ahmad), membantu Inggris membantai para pejuang Islam melawan penjajah inggris di India. Banyak warga sipil muslimin menjadi korban.

Jawaban:
  • Islam hadir di Hindustan melalui orang Arab dan Turki dan berkuasa selama 850 th (1007 M -1857 M). Walau elite kaum Islam berhasil menguasai struktur kekuasaan, memperluas wilayah dan mempengaruhi corak budaya di sana, tetapi Islam tetap menjadi minoritas. Mayotitas penduduk Hindustan beragama Hindu, sebagian lainnya beragama Sikh, Buddha serta yang lainnya.
  • selama beratus tahun dan turun temurun, kondisi internal umat Islam sangat kental dengan persaingan dan pertentangan antar madzhab dan golongan. Hal ini membawa kepada kehidupan agama yang statis, taqlid, fanatik kepada pendapat para ulama masing-masing, tidak kritis dan konservatif (antara lain menentang menterjemahakan Al-Quran kedalam bahasa non-Arab seperti Persia atau Urdu).
  • Pada abad 15, Bangsa Inggris, Portugis, Belanda dan Perancis mulai merambah ke Hindustan untuk kepentingan perdagangan dan pendudukan, kemudian menjadi penjajahan. Hal ini berlawanan dengan penguasa muslim saat itu (Dinasti Mughal). Terjadilah oerlawanan bersenjata pada tahun 1857, apa yang di kenal dengan nama Pemberontakan mutiny. Berakhir dengan kekalahan pasukan Muslim, yang menandakan berakhirnya kekuasaan Islam di Hindustan.
  • Sebelum pecah perlawanan Mutiny 1857, dalam menyikapi makin kokohnya pemerintahan Inggris, umat Islam terbagi dua. Yang pertama bersikap non-kooperatif (diantaranya mengambil jalan perlawanan militer); dan kedua bersifat kooperatif. Yang mengambil sikap kooperatif antara lain Mirza Ghulam Murtadha (ayahanda Mirza Ghulam Ahmad) dan juga ulama serta tokoh Islam Hindustan bukan penganut Ahmadiyah (antara lain Sir Syyid Ahmad Khan, Dr. Mhammad Iqbal, Muhammad Ali). Ref. (Lihat Alam pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, A. Mukti Ali, Mizan, Bandung, 1993; Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Harun Nasution, Bulan Bintang, Jakarta, 1975)
  • Walaa taziru waa ziratuw wizra ukhraa” (Az-Zumar 39:8); Dan tiada pemikul beban akan memikul beban orang lain. Bagaimana pun sikap yang diambil Mirza Ghulam Murtadha seperti di urakan di atas, sama sekali tidak terkait dengan Mirza Ghulam Ahmad dan Jemaatnya. Pada masa perlawanan Munity tahiun 1857, beliau masih muda (yakni 22 tahun), dan Jemaat Ahmqadiyah sendiri didirikan pada tahun 1889.

No comments: