GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Thursday, August 23, 2012

JEJAK RAHMAT ALI


Dari Negeri jauh engkau datang
Bebekal cinta dan kasih sayang
Engkau tinggalkan semua keduniawian
Demi untuk kekasih yang menawan

Tibalah di tujuan
Tantangan datang bagai hujan
Dengan nama Tuhan
Engkau melawan

Dari ujung Barat engka berpindah
Ke araah Timur engku berbenah
Menerangi hati setap insan
Memberi kabar dan memanggil dalam peraduan
Agar jaya nama Tuhan
Terpujilah Muhammad sang pujaan

Di sini engkau menorehkan cerita
Di sini engkau memahat suka dan duka
Aku yakin tidak sedikit kau teteskan air mata doa
Setiap butirnya terpenuhi oleh harapan Derma
Untuk kemajuan Negeri Indonesia

Semoga kami mampu meneruskan perjuangan mu
Semoga kami mampu mewujudkan yang belum terwujud
Aku tau kau telah selipkan doa untuk kami
Sehingga kami tetap tegar hingga saat ini
Mengais harap yang tak bertepi

Dari yang tak bertepi
Kami menjadi kuat, terlatih dan mandiri
Aku tak tau doa apa lagi yang kau mintakan hai Rahmat Ali
Sehingga Jemaat seperti sekarang ini

Medan, 24082012
M Sufi


MERENUNGI DOSA DARI SEMUR JENGKOL DAN PAJAK STNK


Sore itu ketika masih puasa, saya di undang berbuka puasa di salah satu rumah saudara.  Luar biasa, hidangan yang di sajikan, ada es buah, teh manis, aqua (bukan promosi), agar-agar dll.  Beduk Maghrib pun mulai berkumandang di stasiun televisi lokal yang kami nanti.  Mulai satu demi satu makanan takjil pembatal puasa kami santap.  Ada kurma, ada manisan, ada gorengan ada pula kue-kue manis lainnya.  Setelah cukup denga santapan pembuka, mulailah satu persatu mengambil air wudhu bersiap sholat berjamaah Maghrib di laksanakan.
Lepas sholat berjamaah maghrib dan sholat sunnah ba’diyah maghrib dua rekaat, sambil memberesi sajadah kami kembali ke posisi semula untuk persiapan makan  berat.  Subhaanallah, tak tanggung-tanggung menu kali ini, ma’lum saja istri dari tuan rumah seorang berdarah padang jadi menu kulinarnya sangat variatif.  Rendang suatu hal yang wajib, apa lagi jengkol.  Satu piring sudah saya habiskan, karena rasa yang luar biasa, berhasil menggoda nafsu makan ku, akhirnya nambo ciek lai kata orang awak (nambah sekali lagi) tak dapat di hindari.  Namun pada ronde ke dua ini saya tergoda sekali dengan salah satu hidangan yang satu ini yaitu SEMUR JENGKOL.  Saya sendiri tidak hobi makan, makanan yang satu ini, tetapi entah angin apa yang pengaruhi pikiran sehingga menggeraakkn persendian tangan ini untuk mencobanya walau pun dengan agak sedikit malu.  “Saya tes satu ya”  kata ku sambil tersenyum.  Tiba-tiba dari dalam rungan keluar ibu yang memasak sambil membawa sesuatu.  Katanya: “Satu tau banyak, sama aja p, tetep bau”.  Jawab ku: “wah kalau begitu SEMUR JENGKOL sama dengan orang ngurus pajak STNK, mau sebulan atau setahun terlambat, dendanya sama aja.”  Dan semua yang hadir pun tertawa, tak disangka semua juga ikut nambo..:D 
Terlintas dalam benakku apakah dosa yang sedikit kita perbuat secara komulatif atau pun tidak apakah juga sama saja di pandanga Tuhan, atau perasaan bedosa kita yang menjadikannya tidak berbeda besar atau kecil.

Sumber lain:

Saturday, August 4, 2012

Profesor Amerika: Yesus Ternyata Seorang Muslim



                                                                                                       Reporter: Ardini Maharani
Professor Agama dari Sekolah Tinggi Luther di Iowa, Amerika Serikat, bernama Robert F. Shedinger telah menimbulkan kontroversi saat mengklaim Yesus sebagai seorang muslim dalam buku terbarunya.  Stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (24/7), melaporkan pada bagian sampul buku dirilis tahun ini terpajang judul Apakah Yesus Muslim? "Saya menjawab (semua keraguan) dengan bukti-bukti terpercaya," tulisnya di kata pengantar.
Pada 2001, kala memberi materi kuliah Metodologi Islam, seorang mahasiswi muslim mengatakan caranya menerangkan mengenai Islam tidak sama dengan cara diyakininya.
Dalam wawancara, Shedinger mengatakan dari pertanyaan itu memotivasi dirinya berpikir ulang mengenai konsep Islam dan menerapkan pada ajaran agamanya. Posisinya sebagai kepala departemen studi agama memberi dia kesimpulan Yesus seorang penganut Islam, namun belum menjadi agama melainkan gerakan keadilan sosial, seperti ditulis Fox Nation.
"Yesus menjadi simbol keadilan sosial dan itu cocok sekali dengan Islam. Yesus lebih mendekati seorang muslim," katanya.
Islam dibawa Nabi Muhammad menerima wahyu pada 622 masehi dan Yesus sendiri diyakini hidup 600 tahun sebelumnya. Namun perjalanan Yesus sesuai prinsip-prinsip Islam dan semua ditulis dalam buku itu.
Bahasan hubungan Islam dan Kristen juga menjadi ulasan penting. Shedinger memikirkan bagaimana caranya kedua agama itu bekerja sama untuk mempromosikan keadilan sosial di dunia.
[fas]

ASAP MODERN DI BULAN RAMADHAN



Tadi sore sekitar pukul 16.00 saya mendapat sms dari seorang saudara, yang sedang beraad sekitar 50 Km dari tempat saya tinggal. Dia sedang ada di salah satu empang milik kawan. Bunyi smsnya begini:

Y              : P, hari kami kami sedang ada di tempat anu, sekarang sedang bakar ikan mas untuk buka  
                 puasa bersama.
Saya       : Alhamdulillah, banyak?
Y              : Ada sih sekitar spuluh kilo.
Saya       : Eee..kalau masak asapnya sampai ke tetangga, wajib membagi makanannya lo.  Sms itu
asap modern lo..:D
Y              : Ya.. nanti saya kirim makanannya jg lewat sms atau telepon..hahah

Source: 


Thursday, July 12, 2012

Mengenal Higgs Boson, si "Partikel Tuhan"


Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Jumat, 6 Juli 2012 | 16:48 WIB






Sekitar satu minggu kebelakang ini, dunia pengetahuan di gemparkan oleh sebuah berita yang menggembirakan dunia Ilmu Pengetahuan khususnya Fisika.  Bagaimana tidak sebuah tanda tannya besar telah mulai terbuka.  Untuk mengetahui bagaimana ceritanya langsung  saja saya postingkan untuk kawan-kawan pembaca dari Kompas.com.
Partikel penyusun materi dan interaksinya sesuai yang dideskripsikan dalam Model Standar.

JAKARTA, KOMPAS.com
 - Pengumuman penemuan partikel yang konsisten dengan Higgs Boson atau sering disebut-sebut sebagai partikel Tuhan pada Rabu (4/7/2012) disambut kegembiraan banyak pihak.

Para ilmuwan, tak terkecuali Stephen Hawking, memberi ucapan selamat kepada Peter Higgs, ilmuwan Inggris yang merumuskan keberadaan Higgs Boson. Sementara itu, media internasional memberitakan penemuan ini besar-besaran, mengulasnya dari berbagai sisi.

Tapi di antara keramaian ucapan selamat dan pemberitaan, tersisa banyak orang yang belum mengetahui apa sebenarnya Partikel Tuhan. Pemberitaan Partikel Tuhan malah membuat dahi mengernyit.

Suharyo Sumowidagdo, ilmuwan Indonesia yang turut serta dalam perburuan Partikel Tuhan di Large Hadron Collider (LHC) Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) mengurai beberapa hal mendasar tentang penemuan Partikel Tuhan tersebut.

Berikut uraian Suharyo yang dikirimkan lewat email kepada Kompas.com, Kamis (5/7/2012) kemarin.

CERN menyatakan bahwa partikel yang ditemukan adalah boson, tetapi belum tentu Higgs boson. Sebenarnya, apa itu Higgs boson dan apa pula boson?

Boson adalah nama untuk partikel-partikel yang cenderung menggerombol dengan partikel-partikel sejenisnya sendiri. Higgs boson adalah boson yang juga berinteraksi dengan partikel-partikel lain penyusun materi dan menyebabkan partikel-partikel lain penyusun materi tersebut memiliki massa (alias berat).

Penemuan Higgs boson dikatakan mampu menutup lubang dalam Model Standar Fisika Partikel. Sebenarnya, apa itu Model Standar Fisika Partikel? Apa yang dinyatakan dalam model tersebut?

Model Standar Fisika Partikel merupakan sebuah kerangka kerja teoretik yang mendeskripsikan partikel elementer di alam semesta.

Partikel-partikel ini adalah partikel-partikel penyusun materi, partikel-partikel perantara interaksi antar partikel materi, dan Higgs Boson.

Kecuali Higgs Boson, semua partikel dalam Model Standard sudah ditemukan. Lubang di sini adalah: hasil-hasil penelitian dan pengukuran eksperimen semuanya sesuai dengan prediksi teoretik Model Standard, sehingga secara tidak langsung mengindikasikan adanya Higgs Boson.

Catatan : Model Standar menyatakan bahwa partikel penyusun materi terbagi menjadi dua tipe, yaitu quarks dan lepton. Setiap tipe memiliki 6 jenis partikel. Sementara itu, partikel perantara interaksi antar materi (force and carrier) disebut boson. Masing-masing boson membawa gaya sendiri, gluon membawa gaya kuat, foton membawa gaya elektromagnet W dan Z boson membawa gaya lemah dan graviton membawa gaya gravitasi. Higgs boson menentukan massa.

Apa kaitan Model Standar fisika Partikel, Higgs boson dan pembentukan alam semesta?

Higgs Boson merupakan partikel yang memberikan massa kepada materi. Sementara dalam pembentukan alam semesta (proses kosmologi), gaya gravitasi merupakan gaya yang berperan paling penting dalam skala kosmik. Namun gravitasi terjadi karena partikel memiliki massa.

Catatan : Jika massa tidak ada, maka atom takkan terbentuk. Selanjutnya, unit yang leboh besar seperti molekul, planet, galaksi. bintang dan semesta juga takkan terbentuk.

Secara sederhana, bagaimana sebenarnya proses pencarian Higgs boson oleh CERN?

Akselerator LHC di CERN menumbukkan proton dan proton pada energi dan intensitas tinggi. Dalam setiap tumbukan, terjadi proses penciptaan partikel-partikel. Kebanyakan partikel-partikel yang tercipta adalah partikel-partikel yang sudah sering/sudah ditemukan. Namun dalam setiap sekian juta/milyar tumbukan, terciptalah Higgs boson.Sekarang fisikawan harus menyaring Higgs boson yang tercipta setiap beberapa sekian juta/milyar tumbukan itu dari produk-produk lain.

Apakah dengan penemuan kemarin maka misi CERN mencari Higgs Boson sudah selesai?

Belum selesai! It is only the beginning. Belum jelas apakah ini adalah Higgs Boson sebagaimana diprediksi dari Model Standard atau dari teori fisika baru di luar Model Standard.

Apakah dengan penemuan Higgs boson maka pembentukan semesta bisa dijelaskan dengan gamblang? Atau tetap masih menyisakan misteri?


Sebagian misteri akan terkuak, namun masih ada misteri tersisa. Proses inflasi dalam kosmologi hingga saat ini masih misHiggsterius dan belum diketahui pasti detailnya, sebagai contoh.

Apa saja dampak penemuan Higgs boson?

Ini memberikan pengetahuan baru yang fundamental tentang alam semesta di mana kita hidup.  Begitu fundamentalnya sehingga pengetahuan ini akan mengubah pengetahuan fisika untuk seterusnya setelah ini.

Monday, July 9, 2012

FALSAFAH JARI TANGAN DAN RUKUN ISLAM

Salam sejahtera semoga Allah Ta'ala selalu memberikan saya dan sahabat pembaca semua kesehatan, keberkatan, dan karunia lainnya,  Amin.  Kali ini saya tampilkan sebuah penjelasan yang apik mengenai Falsafah Jari Tangan Kita.  Sebenarnya penjelasan ini sudah lama saya dapatkan dari seorang Bapak yang berceramah pada kesempatan khutbah Jum'at di Medan.  Lalu saya menemukan penjelasan secara terperinci di dalam sebuah Blog pada bulan Mei milik kawan kita terlampir addressnya di bagian bawah.  Sedikit pun saya tidak mengurangi dan menambahi.  Semoga bermanfaat ya..:D keep smile.. :)

Setiap tangan kita memiliki lima jari dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Jari-jari itu mempunyai fungsi masing-masing, tetapi juga bisa bersatu dan bekerjasama menjadi satu kesatuan yang kokoh. Dari kelima jari kita jika ditilik lebih dalam dan dikaitkan dengan Rukun Islam ternyata memiliki falsafah yang mungkin bisa mengingatkan akan kehidupan kita sebagai hamba Allah swt.


Tangan kita terdiri dari lima jari, demikian juga rukun Islam juga memiliki lima rukun. Dari setiap jari kita bisa menjadi lambang dari kelima Rukun Islam.
1.    Jari Jempol, biasanya juga disebut sebagai ibu jari, dia memiliki bentuk paling besar dibandingkan jari lainnya. Fungsinya juga paling sentral, karena semua jari bergantung pada Jempol. Jika tidak ada jempol bisa dikatakan jari yang lain menjadi lemah bahkan tidak berfungsi. Cobalah memegang sesuatu tanpa menggunakan Jempol, pasti anda akan kesulitan. Jempol melambangkan rukun Islam yang pertama, yaitu membaca dua kalimah syahadat. Membaca dua kalimah syahadat atau Tauhid Ilahi merupakan induk dari ajaran Islam. Belum dikatakan sebagai orang Islam jika belum mengucapkan dua kalimah syahadat.
2.    Jari Telunjuk, Jika jari telunjuk ditegakkan dan jari lain ditekuk dikepalkan menyatu, maka akan terlihat jari telunjuk begitu kuat dan pasti, bisa digunakan untuk menunjukkan arah bagi orang yang memintanya. Shalat sebagai tiangnya agama Islam diperintahkan supaya selalu ditegakkan, karena dengan tegaknya shalat, Islam akan kuat dan kokoh. Umat Islam juga akan senantiasa berada dalam petunjuk Nya jika selalu menegakkan shalat. Dalam shalat umat Islam selalu berdoa supaya ditunjukkan jalan yang lurus, terutama ketika membaca surah Alfatihah. “Ihdinash shiratal mustaqiim”  (tunjukilah kami jalan yang lurus). Mengaharapkan supaya selalu berada di jalan Nya  dan mendapat petunjuk dari Nya, sehingga bisa selamat dunia dan akhirat. Selain itu dalam shalat juga ada gerakkan menunjukkan jari yaitu ketika duduk tahiyat.
3.    Jari Tengah, disebut jari tengah karena letaknya ditengah, jika disejajarkan dengan jari lain posisinya paling tinggi. Jari tengah menjadi penyeimbang bagi jari-jari lainnya. Seperti halnya puasa, dengan puasa setiap orang Islam bisa meraih derajat kerohanian yang tinggi. Puasa juga bisa menjadikan orang yang menjalankannya bisa menahan hawa nafsu dan menyeimbangkan emosinya. Terhindar dari segala godaan maksiat.
4.    Jari Manis, mungkin karena bentuknya yang imut dan biasanya sebagai simbol kasih sayang dengan dipakaikan cincin. Coba jari manis anda berdirikan sendiri dan jari yang lain ditekuk dikepalkan, maka jari manis tidak bisa tegak berdiri, berbeda dengan jari lain yang bisa berdiri sendiri, ini menunjukkan jari manis memang lemah dan membutuhkan bantuan jari lainnya untuk berdiri. Zakat dalam Islam menjadi sarana yang nyata untuk menunjukkan kasih sayang bagi umat yang lemah. Dengan zakat umat yang lemah bisa dibantu oleh umat lain yang berlebih dengan hartanya.
5.    Jari Kelingking, merupakan jari terkecil dari kelima jari kita, jari ini melengkapi dan menyempurnakan fungsi tangan kita menjadi lebih kokoh. Haji merupakan rukun Islam yang kelima, untuk melaksanakan disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi. Karena syarat-syaratnya itulah, maka hanya sedikit (kecil) yang bisa melaksanakannya. Bagi mereka yang bisa melaksankannya tentunya akan menambah kekuatan iman dan takwanya kepada Allah swt. Dengan haji, umat Islam bisa beribadah langsung di rumah Nya dan merasakan langsung suasana kota kelahiran Nabi Muhammad saw.
Seperti halnya tangan kita menjadi sangat kuat jika kelima jari bersatu, demikian juga dengan ke-Islam-an (baca: keimanan) kita Insya Allah akan sangat kuat jika seluruh rukun Islam bisa kita laksanakan, semoga Allah swt meridhoi, aamiin.
 
Source: http://islamireligius.blogspot.com/2012/04/falsafah-jari-tangan-dan-rukun-islam.html

Saturday, July 7, 2012

PENTAX THE DREAM CAMERA


Hobby ku dari dulu bannyaaaaaak banget, nah salah satunya menggambar dan foto.  Tak suka di foto tapi sukannya moto..:).  Pengen sekali punya kamera bagus dan tahan.  Sekarang ini baru punya coolpixnya Nikon 8 Mp beli murah di hari Raya.  Cuman dah di kasih ke adek ipar.  Eeee malah ada sahabat kasih CD. Kodak ES C913.  Alhamdulillah lumayanlah dari pada tak ada sama sekali..:D.  Tapi sebenernya impiyan ku kamera di bawah ini nih.  Setelah melalui seleksi ketat ke kawan-kawan se hobby trus sedikit di tenggok peruntukan ku, kayaknya PENTAX yg bakal jadi buruan ku.  Ya, kalo bukan yang K 30, K 01 atau K 5 jg tak masalah..:D
Gak lagi promosi sih hannya ingin share aja soal kehandalan alat ini.  Doain yah, semoga aku bisa memiliki.  Amin..:D OPTIMIS !!!
Berbagai vendor kamera berlomba-lomba menghadirkan kamera DSLR yang berkualitas, setelah Canon dengan Canon EOS 650 dan Sony dengan A37miliknya, kini hadir Pentax dengan kamera Digital SLR terbarunya yang dinamai K-30.
Kamera ini dibekali dengan kemampuan merekam video full HD dan diklaim anti debu dan tahan air yang membuat kamera DSLR ini cocok digunakan untuk anda yang hoby hiking atau jalan-jalan.
Kamera Pentax A-37 ini memiliki sensor ukuran APS-C dengan resolusi 16,3 megapiksel. Kamera ini juga memiliki Maksimum shutter speed hingga 1/6000 sec, range ISO 100 – 25.600, 11 titik fokus, 100% coverage view finder, dan 6,3 fps continuous shooting.
Pentax A-37 juga dapat digunakan untuk merekam video dengan resolusi diantaranya 1920 x 1080 (30, 25, 24 fps), 1280 x 720 (60, 50, 30, 25, 24 fps), dan 640 x 424 (30, 25, 24 fps).
Kamera DSLR dari Pentax ini dijadwalkan akan hadir pada bulan Juli 2012 dengan body yang dihargai sekitar 849,95 dan $ 899,95 jika dengan lensa kit DA L 18-55mm.



Wednesday, June 27, 2012

PADA SUATU KETIKA




Bagi kawan-kawan, saya juga ingin bagi sebuah sajak Syair dari Mas Sujiwo Tejo Titi Kolo Mongso.  Sajak ini cukup apik untuk kita renungkan.  Cukup artistik juga ketika di pilih sama Mas Hanung untuk mengiringi Filmnya Tanda Tannya ?..Semoga bermanfaat dan menginspirasi.  Salam.


Ditulis Oleh ARAGOS
  
Senin, 21 Maret 2011
PENGANTAR
Lagu ini basic nadanya terinspirasi dari nada-nada Banyuwangi, Jawa Timur, kawasan yg dekat kehidupan saya di masa kanak-kanak.
Pengaruh Cina dan Jepang Kuno sangat kuat di kawasan itu.
Lirik saya rampungkan dekat2 dengan lengsernya Presiden Soeharto 1998.
Warna revolusi, warna amarah sosial, saya redam ke dalam melodi yang sebisa mungkin menahan marah.
Video klipnya dinyatakan terbaik di Indonesia 1998, garapan Riri Riza - Mira Lesmana.
Setahun kemudian jadi Most Wanted MTV Asia.

Salam
Sujiwo Tejo





PADA SUATU KETIKA
Wong takon wosing dur angkoro
Antarane riko aku iki
Sumebar ron ronaning koro
Janji sabar, sabar sak wetoro wektu
Kolo mangsane, ni mas
Titi kolo mongso

Pamujiku dibiso
Sinudo kurban jiwanggo
Pamungkase kang dur angkoro
Titi kolo mongso
ARTI:

Orang orang bertanya kapan angkara murka berakhir
Diantara kau dan aku
Tersebar daun daun kara
Bersabarlah untuk sementara waktu
Suatu ketika, dinda
Pada suatu ketika
Reff:

Doaku semoga
Semakin berkurang korban jiwa raga
Pengakhir angkara murka
Pada suatu ketika

ENGLISH TRANSLATION

At "a Moment"

People ask when anger ends
Between you and me
Scattered leaves leaf kara
Be patient for a moment
One time, sister
At "a moment"

Chorus:

Hopefully my prayers
Diminishing the victim
terminator of insolence
At "a moment"


Source: http://sujiwotejo.com/index.php?option=com_content&task=view&id=432&Itemid=61

Friday, June 8, 2012

A Man with a Few Words


Mengenang tragedi Cikeusik untuk kita resapi dan maknai bersama.

Hari terakhir Tubagus Chandra

oleh: Fahri Salam
DERING TELEPON seluler jam 11 malam membangunkan Tubagus Chandra. Beberapa saat kemudian dia berkata kepada istrinya, “Ada tugas jaga.”
Ina Sakinah mendengar dalam keadaan mengantuk.
“Mesti ke Pandeglang. Ke Cikeusik,” katanya.
Ina menyahut, “Jangan…” lebih karena dia tahu suaminya tak biasa terjaga malam. Ina memahami kebiasaan Chandra selama delapan tahun pernikahan mereka. Sabtu malam itu, 5 Februari, Chandra tidur pukul 8 malam.
“Ya, udah,” kata Ina, “Saya bawain baju.”
“Ah, bawa baju segala! Besok juga pulang.”
“Ah, besok, besok pulang tea di Kawalu, tahu-tahu seminggu!” jawab Ina.
Ina merujuk kecamatan di Tasikmalaya, Jawa Barat, tempat panti asuhan Khasanah Kautsar (artinya, “wawasan yang kaya”) milik Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Panti tersebut digembok oleh Kasat Intel Polres pada 8 Desember 2010. Ada sepuluh anak asuh di panti itu, di antaranya dua anak pengungsi dari Lombok, korban penyerangan dan pengusiran keluarga Ahmadi pada 2001. Chandra terlibat dalam tugas pengamanan di panti itu sesudah gembok dibuka pada 10 Januari 2011.
Tubagus Chandra dan Ina Sakinah menempati sebuah rumah lantai dua di tempat tinggal keluarga almarhum Gunawan Jayaprawira dan Titi Gunawan (75 tahun), daerah Parung, Bogor, dekat komplek pusat JAI. Itu suatu hunian teduh, terdiri beberapa rumah bagi anak-anak Gunawan, dengan halaman luas berisi aneka jenis tanaman dan pohon serta lahan peternakan ikan lele.
Pasangan ini tidur di lantai atas. Lantai bawah digunakan bisnis keluarga Gunawan. Malam itu, sebelum pergi, Ina menyodorkan jaket, yang lupa dibawa Chandra. Saat turun dari anak tangga, Chandra tak menengok istrinya, berdiri di ujung tangga dalam kesadaran mengerlip.
Tubagus Chandra
Tubagus Chandra (foto:Isa Mujahid)
Chandra berangkat dengan mobil Suzuki APV Arena warna putih, bersama Ferdias Muhammad Zafrullah dan Ahmad Masihudin, menuju Serang, titik pertemuan dengan rekan lain dari Bogor dan Jakarta. Isu yang beredar sejak pukul 10 malam: akan ada penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di Cikeusik. “Cikeusik genting!”—bunyi sebuah pesan pendek.
Inilah yang dilakukan Chandra sesudah aktif dalam kegiatan sosial jemaat selama 1,5 tahun terakhir. Dia menyumbang tenaganya untuk tugas jaga yang siap sewaktu-waktu dalam 24 jam. Perawakannya yang tinggi dan besar, berkat rajin fitness, dinilai beberapa kolega termasuk Qamaruddin, mubaligh setempat, dapat memberi rasa “takut” terhadap orang-orang yang sering mengancam jemaat Ahmadiyah.
Sejak 2000, gelombang persekusi terhadap Ahmadiyah di Indonesia mulai bermunculan. Pada 9 Juli 2005, sekelompok organisasi garis keras, termasuk Front Pembela Islam, menyerang basis Ahmadiyah di Parung. Tubagus Chandra turut menjaga demi memertahankan aset dan hak hidup Ahmadi. Pada akhir Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (berdiri 26 Juli 1975), menegaskan lagi fatwa pada 1980 yang “menetapkan Ahmadiyah berada di luar Islam,” “sesat,” dan pengikutnya dianggap “murtad.” Puncaknya, Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri pada 9 Juni 2008: melarang penyebaran ajaran Ahmadiyah yang dinilai “menyimpang.” Dua beleid ini telah mendorong gelombang kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah, bergerak gencar dari Lombok hingga Jawa Barat, dari Makassar hingga Riau.
Tubagus Chandra satu dari warga Ahmadiyah yang terlibat dalam Pengurus Pusat Majelis Khudamul Ahmadiyah Indonesia. Khudam artinya pelayan dari pemuda usia 15-40 tahun. Chandra aktif di bagian jual-beli dan perdagangan, salah satunya, mengupayakan pembebasan lahan-lahan klaim warga sekitar milik jemaat Ahmadiyah, lantas dia pakai sebagai usaha sosial peternakan lele.
Dia hanya mengatakan kepada Ina, “ikut dalam komite keamanan” Ahmadiyah. Ini ucapan Chandra sebelum pergi ke Kawalu. “[A Chan] memang ada interest sebagai guard,” kata Ina, menyebut panggilan akrab Chandra. Ini tampaknya yang menetap dalam diri Chandra: bahkan pada 2000, dia ikut dalam tim keamanan untuk kunjungan Mirza Tahir Ahmad, Khalifah al-Masih IV, ke Indonesia, yang diterima terbuka Presiden Abdurrahman Wahid.
Namun Chandra orang yang irit bicara. Justru sepupunya, Jafarudin, yang mengatakan kepada Ina Sakinah bahwa Chandra mewakafkan tenaganya demi keselamatan jemaat. Ina menyebut Chandra, “a man with a few words.”
Chandra orang yang lebih sering bercanda, termasuk tentang pekerjaan. “Ah, kamu mah tahu beresnya aja. Pokoknya beres,” katanya bergurau saat disinggung usaha keluarga, di mana Chandra turut membantunya sehari-hari. Dia juga punya “rasa sayang yang besar” terhadap anak-anak, demikian Ina menyebut. Mereka mengadopsi anak asuh, kini usia 1,9 tahun, bernama Halimah Putri Hiyawata. Anak itu suka digendong di pundak Chandra. Kelak, saat Chandra tewas, dipisahkan jarak puluhan mil, anak itu menangis kencang.
Pasangan ini bertemu pada Juni 2002 saat Jalsah Salanah, pertemuan tahunan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, berupa ceramah agama—biasa dipakai juga untuk reuni keluarga Ahmadi. Rumah keluarga Gunawan menjadi posko “ristanata” dalam acara tersebut. Ristanata boleh dikatakan ajang fasilitas perjodohan. Ia mencatat lelaki maupun perempuan yang siap menikah lalu membantu berhubungan dengan calon pasangan.
Usia Ina 27 tahun, umur yang dinilai keluarganya sudah cukup layak menikah. Ina bungsu dari lima saudara. Dia bekerja sebagai sekretaris direksi sebuah perusahaan saham di Jakarta. Kakak-kakaknya sering mengenalkan lelaki lajang, dengan latarbelakang pekerjaan yang lumayan. Tapi hati Ina belum tertambat. Pada acara itu, Ina dikenalkan Chandra oleh saudara-saudara tertua.
“Teh, gimana? Mau nggak?” kata mereka, menggoda.
Ina belum memutuskan. Ibunya, Titi Gunawan, minta istikharah. Hati Ina mantap. Pada 14 Desember, Ina Sakinah dan Tubagus Chandra menikah.
Ina melihat sosok almarhum ayahnya, yang meninggal pada 2001, tersemat dalam diri Chandra: seorang pekerja keras. Chandra, kelahiran Banten, lebih muda setahun dari Ina, saat itu bekerja sebagai sales. Dia anak sulung dari tiga bersaudara, besar dengan membantu warung makan ibunya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia mengikuti pendidikan mubaligh tapi tak tamat pada 1994. Latar pendidikan Ina Sakinah adalah kuliah perpajakan.
Perusahaan tempat kerja Ina kolaps pada tahun sesudah pernikahan. Mulanya, mereka menempati rumah di Jakarta. Mereka bekerja dengan segala jenis usaha mandiri, dari jualan sembako, katering, buka warung mie, bolak-balik naik motor berdua. Itu berlangung sekira dua tahun. “Susah seneng bareng-bareng lah,” kata Ina.
Ina keguguran saat janin berusia tiga bulan. Dia memilih istirahat di rumah orangtua. Sejak itu, dan sesudah meneruskan usaha almarhum ayahnya, dia bersama Chandra menetap di rumah orangtua di Bogor—sampai kemudian, selagi Ina mengandung bayi lima bulan, terjadilah peristiwa penyerangan dan pembunuhan di Cikeusik, 6 Februari 2011, yang membawa Tubagus Chandra menjadi syuhada.
Pada 6 Februari, pukul 02.30, sementara Ina terlelap, Chandra dan Ferdias Muhammad serta Ahmad Masihudin tiba di Serang. Ke-14 khudam lain sudah ada di lokasi. Rombongan ini menuju Cikeusik dengan mobil APV dan Kijang Inova. Mereka tiba pukul 8 pagi. Sekitar pukul 10:31, massa penyerang berdatangan menuju rumah Ismail Suparman, mubaligh Cikeusik, yang “diamankan” oleh Polres Pandeglang sehari sebelumnya.
Dalam satu jam sesudahnya, rumah aset Ahmadiyah itu hancur. Para khudam, yang menjaga rumah tersebut, bertahan dengan baku lempar batu. Namun mereka terdesak oleh gelombang massa, dari 500 orang hingga kemudian sekira 1,500an orang. Mereka dikejar-kejar hingga ke sawah di belakang rumah. Terjadi pemukulan bertubi-tubi. Kelak, dari video yang berisi kebrutalan tersebut, menggambarkan tiga tubuh tak berdaya (yang juga telah menjadi mayat) dipukul rama-ramai dengan bambu dan timpukan batu. Salah satunya Tubagus Chandra.
Jenazah Chandra diotopsi pada Senin, 7 Februari, di ruangan forensik rumahsakit daerah Serang. Hasil otopsi menjelaskan detail-detail kerusakan luka pada bagian tubuh depan, lengan, leher, dada, punggung dan tungkai bawah. Singkatnya, nyaris sekujur tubuh terpapar luka.
Detail “kekerasan tumpul” berupa “lecet geser di dada dan wajah” memberi petunjuk “digerakkannya tubuh korban pada permukaan tidak rata,” demikian dokter yang mengotopsi ketiga jenazah. “Digerakkan” artinya diseret. Chandra mengalami “patah berkeping”—istilah medis untuk tulang-tulang yang remuk pada bagian kepala dan sekujur badan. Ada pendarahan yang menyebar luas di bagian otak kepala. Kesimpulannya, kematian korban disebabkan “patah tengkorak.”
Tubagus Chandra (34), Roni Pasaroni (33) dan Warsono (35) telah meninggal saat dibawa dan diperiksa di rumahsakit terdekat di Malingping, pukul 10.55 malam. Kondisi jantung ketiga korban utuh. Perkiraan kematian kurang dari 12 jam sebelum pemeriksaan. Rully, adik Chandra, kelak mengenali jasad Chandra.
Ina Sakinah mendengar ada peristiwa penyerangan di Cikeusik melalui stasiun televisi. Namun kabar kematian suaminya simpang-siur. Dia mencari tahu keadaan suaminya melalui ketua Daerah Pengurus Perempuan JAI Serang. Dari ujung telepon, suara perempuan menyahut di belakang, “Chandra TEWAS!” Ada sanggahan dari si penerima telepon; dia kuatir psikologis dan kesehatan kandungan Ina. Tapi Ina mendesak. Itulah kabar pasti. Bibirnya kelu. Ada sesuatu yang menekan jantungnya. Tubuhnya lemas.
Sementara jenazah Tubagus Chandra dimakamkan di tanah wakaf Ahmadiyah, di desa Gondrong, Tangerang, 8 Februari, Ina Sakinah diminta tetap di rumahnya. Dokter melarangnya melihat penguburan,“Janin lemah, perjalanan jauh!”
Ina periksa rutin sebulan sekali kepada dokter kandungan. Setiap pekan dia juga berobat homeopathy, metode pengobatan dari zat alami tumbuhan, mineral atau binatang. Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah Ahmadiyah, adalah ahli homeopathy yang melayani pasien dari seluruh dunia.
Inilah Ina Sakinah sesudah kehidupan sepeninggal suaminya: kenangan Chandra tiba-tiba muncul dan berkembang saat dia menaiki anak tangga menuju rumahnya; kenangan itu kian tergambar jelas saat dia berlama-lama menetap di rumahnya. Janinnya bergerak sakit selama dua hari. Dia stres berat. Sampai kami menemuinya, Ina masih memilih tinggal di rumah ibu Titi Gunawan, dihela halaman samping rumah.
Berkat paman dan mubaligh yang menguatkannya, dia dapat pulih dan mulai stabil pada hari Kamis, 10 Februari. Saudaranya terkadang heran, “Kok tenang banget sih? Suaminya juga!” Tapi dia bersandar pada jalan yang telah ditempuh Chandra, betapapun dia shock, “Ya memang sudah pilihan dia. Dia senangnya jaga. Mau gimana?” Ina menyebut masa berkabung ini sebagai “pengalaman rohani.”
Ada sebuah foto yang diambil di depan rumah Ismail Suparman sebelum terjadi penyerangan. Foto itu memerlihatkan rombongan dari Bekasi, Bogor, Jakarta, dan Serang. Chandra berdiri di depan paling kanan, dengan tubuh segagah pegulat, berpose menghadap samping, mengenakan jaket dan celana loreng berkantung. Ibu Titi Gunawan menyodorkan salinan foto itu kepada kami di ruang tamu. Saya sudah melihatnya di internet, dengan gambar yang lebih jelas dan berwarna. Namun, menilik lagi perawakan Chandra yang tegap dan tinggi, saya merasa kecut terhadap apa yang menimpa korban. Dokter forensik mengatakan, “kekerasan yang bertubi-tubi” terhadap korban muncul dari psikologis pelaku yang “punya rasa benci atau marah.”
©sumber dari warga Ahmadiyah Jakarta Utara
©sumber dari warga Ahmadiyah Jakarta Utara
Kebiasaan sehari-hari Chandra, sesudah terlelap di bawah jam sembilan malam, lebih lekas dari istrinya, adalah terjaga sebelum subuh. Mereka lantas menunaikan shalat tahajud. Chandra jarang sekali meninggalkan shalat, selalu tepat waktu, dan istrinya mengatakan, “dia mengajarkan saya tentang sabar.” Chandra juga tak suka minum kopi. Pasangan ini membuka hari dengan bekerja di lantai bawah, sebuah usaha keluarga Gunawan. Chandra rajin memeriksa peternakan ikan lele di samping dan belakang rumah. Dia juga membantu distribusi buletin-buletin terbitan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Dia sering menelepon istrinya, bahkan bisa sepuluh kali dalam sehari, selagi istrinya bepergian mengurusi pekerjaan keluarga. “In, dimana, In?” kata Chandra, bergurau. “Ih…, kenapa sih? Kan lagi kerja,” kata Ina, dijawab juga dengan canda.
Sebelum berangkat ke Cikeusik, Chandra tugas jaga di Cisalada. Ini sebuah desa di Bogor, mayoritas warga Ahmadi, yang diserang 1 Oktober 2010. Sebagian rumah hancur, begitu pula masjid dan madrasah, sekira 50 al-Quran dibakar. Massa penyerang berasal dari dua desa tetangga: Kebun Kopi dan Pasar Salasa. Namun, gelombang ancaman dan isu penyerangan belum juga surut, bahkan belakangan rutin setiap pekan. Chandra sering berkemas menuju Cisalada—yang juga menjadi tempat tinggal seorang nenek yang mengasuhnya.
Firasat datang pada akhir Januari. Ina bermimpi tentang suatu pilihan yang disodorkan kepada suaminya: memilih dia, anaknya, atau jemaat. Chandra lebih memilih jemaat. Pada ujung syuhada, Ina melihat suaminya terbaring di ranjang rumahsakit dengan tubuh setengah telanjang. Ina menghampirinya dengan perasaaan lega; bahwa suaminya dalam kondisi baik. Namun, mimpi bahwa tubuh Chandra telanjang dada, bagaimanapun, memberi celah kekuatiran besar. Rupanya Chandra tewas.
Kami bertanya bagaimana pandangan Ina akan kematian suaminya? Dia bilang,”Saya mah menyerahkan semuanya kepada Allah Ta’ala. Kita akan kembali [ke Allah Ta’ala]. Jalan dia memang seperti itu.” Ina masih kurang tidur, ada nada traumatis, tapi dia mengatakan berkali-kali bahwa kematian suaminya diserahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala.
Dalam 10 tahun terakhir kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah di Indonesia, inilah persekusi yang menelan korban tewas di lokasi penyerangan; dia seorang suami, dia calon ayah. Di parlemen dan birokrasi, plus aksi demo dan pernyataan publik, dari Jakarta hingga Surabaya, mereka bicara pembubaran terhadap Ahmadiyah. Saya mungkin pesimis tapi saya kuatir tiga korban belumlah cukup.
“Almarhum pernah berpesan kepada saya, ‘Kalau anak ini lahir, diwakafkan kepada jemaat. Dan kalau laki-laki, menjadi mubaligh’.” Saat itulah, pada beberapa detik yang menetap—sebuah jeda pemisah—mata Ina Sakinah berkaca-kaca.*

Thursday, June 7, 2012

Konser Lady Gaga Batal, Langkah Awal Kekuasaan Radikal?


Konser Lady Gaga batal. Bagaimana reaksi oknum-oknum yang mengancam pembubarkan konser ini? Ketika promotor membatalkan konser ini, maka bagi Front Pembela Islam (FPI) ini adalah angin segar bagi organisasi masyarakat (ormas) ini. Mereka berencana akan menggelar syukuran tepat di tanggal konser Gaga dijadwalkan manggung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), yaitu 3 Juni 2012.
Promotor Lady Gaga membatalkan untuk konser ini menjaga keselamatan Lady Gaga dan untuk menjaga keselamatan penonton. Padahal sebelumnya, manajemen Lady Gaga telah menyetujui penampilan Lady Gaga lebih sopan saat manggung. Seperti yang tertulis dalam Okezone, FPI cabang Bekasi mengaku telah membeli 157 tiket tersebut untuk masuk ke dalam konser Lady Gaga dan membubarkan dari dalam, jika konser tersebut tetap dilaksanakan.

Hukuman apa yang diberikan kepada pihak yang memberikan ancaman? Perlindungan apa yang telah diberikan? Anehnya lagi, Polda Metro juga ikut-ikutan menentang bahwa konser Lady Gaga bertentangan dengan moral dan budaya bangsa Indonesia. Lihatlah! Kini kepolisian pun sudah ikut-ikutan membicarakan moral. Seharusnya polisi menindak tegas oknum-oknum yang melakukan ancaman.

Kini hampir perlahan hampir mandul dengan kebobrokan dan pembiaran yang disengaja. Ini kesekian kalinya Indonesia sengaja meludah ke atas.

Bom Waktu

Setelah konser Lady Gaga dibatalkan oleh oknum radikal yang mengatas namakan agama. Kini ancaman tersebut terjadi di Aceh pihak yang mengatas namakan agama ini membuat pemerintah setempat untuk menutup 17 gereja yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.

Penyegelan 17 gereja tersebut berhasil dilakukan dengan dalih Surat Keputusan Bersama Dua Menteri tentang Rumah Ibadah; Peraturan Gubernur No 25/2007 tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah di Aceh, Qanun Aceh Singkil No 2/2007 tentang Pendirian Rumah Ibadah, dan surat perjanjian bersama antara komunitas Islam dan Kristen dari tiga kecamatan di Aceh Singkil pada 11 Oktober 2001.

Kini lebih dari 1500 keluarga berada di Kabupaten Aceh Singkil dirundung ketakutan. Penyegelan terhadap gereja mereka membuat ibu-ibu setempat histeris. Tangis ketakutan membumi. Bahkan ada ibu yang pingsan saat penyegelan gereja mereka dilakukan.

Bukan hanya di Aceh, hal tersebut terjadi. Radikal kini telah mengepakkan sayapnya ke Riau, tepatnya di Kabupaten Taluk Kuantan tahun 2011. Tiga gereja berhasil dibakar sampai rata dengan tanah. Polda kini hanya mengubur kasus pembakaran ketiga gereja tersebut dan menutup kasus tersebut. Warga Taluk Kuantan mengesalkan tindakan polisi yang menutup kasus tersebut.

Radikal yang mengatas namakan agama juga masih mengancam HKBP Fildelfia Bekasi. Sampai kini tidak adanya kebijaksaan pemerintah untuk menegakkan kebenaran. Hukum dipermainkan. Bahkan jemaat HKBP Filadelfia tidak diperbolehkan untuk melaksanakan kebaktian. Istri pendeta juga dilempar dengan telur. Kemarin (27/5), Jemaat HKBP Filadelfia Bekasi terpaksa membubarkan diri karena puluhan masyarakat intoleransi mengepung mereka.

Minggu lalu, massa intoleran menghadang dengan melempar telur busuk, air comberan dan sempat ada aksi dorong-dorongan. Penyegelan HKBP Fila delfia Desa Jejalen jaya, Tambun, Bekasi sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Pemerintah setempat menganggap izin pembangunan gereja ilegal. Namun Mahkamah Agung memutuskan pembangunan izin gereja sah.

Pemerintah mencoreng nama bangsa sendiri. Pemerintah tidak buta. Pemerintah bisa melihat kekejaman ini pada media cetak, elektronik maupun pada media online. Namun, pembiaran masih tetap saja dilakukan pemerintah.

Bila bicara tentang tindak tanduk kebobrokan bangsa Indonesia, masih ingat peristiwa Cikeusik? Peristiwa ini telah merenggut nyawa orang Ahmadiyah. Pelaku yang dengan bar-bar menghakimi nyawa orang sampai tewas, hanya divonis hukuman paling tinggi 6 bulan penjara dan terendah 3 bulan penjara. Layak untuk orang-orang yang menghabisi nyawa orang lain?

Dalam diskusi buku Irshad Manji kelompok radikal ini berhasil membubarkan acara ini dengan paksa, memporak-porandakan tempat tersebut, memecahkan kaca jendela bahkan kelompok radikal itu memukul peserta diskusi. Setelah sipembuat kekacauan beraksi, seperti film-film India yang sering diputar di layar televisi Indonesia, setelah pelaku pergi lalu polisi datang.

Penindasan dan tindak kekerasan harus segera dihentikan dengan mebubarkan kelompok-kelompok radikal ini. Batalnya konser Lady Gaga adalah kebanggaan dan keberhasilan dari ancaman yang disampaikan oleh kelompok tersebut. Dan kelompok tersebut berhasil menakut-nakuti bangsa Indonesia.

Bila dibiarkan, maka kelompok ini akan melakukan aksi otoriternya dengan paham yang mereka pertahankan tanpa memikirkan korban yang berjatuhan. Pemerintah harus lebih tegas untuk memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang berniat melakukan ancaman. Jangan biarkan orang-orang bersifat bar-bar mencoreng nama bangsa Indonesia.

Kini dukungan gugatan hukum kepada kepolisian meningkat dua kali lipat dalam dua minggu terakhir. Gugatan dilatarbelakangi karena polisi membiarkan organisasi radikal terus melakukan kekerasan. Bila terus dibiarkan maka pembiaran ini akan menciptakan bom waktu!***

Penulis aktivis Komunitas Perempuan Independent (Koper Indie)
Opini - Rabu, 30 Mei 2012 00:03 WIB
Tulisan ini pernah dimuat di Harian Analisa, Opini - Rabu, 30 Mei 2012 00:03 WIB

Source: http://novitasarisimamora.blogspot.com/2012/06/konser-lady-gaga-batal-langkah-awal.html

Monday, April 16, 2012

Mengapa Air Mata Asin, Air Telinga Pahit, dan Air Mulut Tawar?


Tidak banyak yang tahu atau menyadari keajaiban dari apa yang kita miliki: air mata, air telinga, dan air liur. Fakta ilmiah ini terkadang disepelekan, padahal ketiganya memiliki fungsi berlainan yang memang diciptakan demikian oleh sang Pencipta sehingga kita dapat hidup dengan sangat baik.

Air Mata Berasa Asin
Air mata berasa asin karena memang kandungannya yang meliputi leusinenkefalin, adrenokortikotropik, dan prolaktin serta beberapa elektrolit, protein pengikat lemak dan Imunoglobulin A yang keseluruhannya menghasilkan rasa asin. Dimana fungsi utama dari keseluruhannya ialah menjaga kondisi mata agar tetap stabil. Protein pengikat lemak itu sendiri membuat lapisan terluar yang terdiri dari lapisan lemak yang fungsinya melindungi kelembaban mata tetap utuh.

Air Telinga Berasa Pahit
Air telinga kita pahit, sebenarnya merupakan hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar di dalam telinga yang bersifat basa dan lengket. Sekresi ini memungkinkan telinga yang mana lubangnya terbuka dan tanpa penutup itu bilamana termasuki oleh serangga ataupun makhluk kecil lain menjadikan mereka tidak tahan berlama-lama di dalamnya dan segera keluar dari telinga. Cairan yang cenderung lengket menjadikan benda-benda kecil yang masuk cenderung terperangkap dan dapat dikeluarkan sebagai kotoran telinga.

Air Liur Berasa Tawar
Air liur kita memang berasa tawar. Ini dikarenakan memang fungsi daripadanya yang berhubungan dengan rasa dari makanan yang kita makan. Dapatkah Anda bayangkan jika air liur kita berubah rasa? Sangat-sangat tidak mengenakkan sekali pasti di kala menyantap makanan. Ini pun pasti Anda rasakan ketika Anda sakit. Minum air tawar pun berasa pahit. Sangat tidak nyaman. Air liur mengandung enzim dan beberapa protein dan zat antibakteri. Pada waktu Anda sakit, kandungan dari air liur berubah sedemikian rupa sehingga komposisi daripadanya cenderung menghasilkan cairan yang agak basa. Inilah mengapa Anda merasakan rasa pahit saat sakit dan sangat tidak nyaman di kala menyantap makanan.

Belajar dari Socrates dan Sayur Asem


Oleh  M. Iqbal Iskandar
DI Indonesia, hidup rakyat ditentukan lewat voting, kata dosen Saya dengan nada jengkel, sehari setelah pengumuman pembatalan kenaikan harga BBM per 1 April yang keputusannya diambil melalui jalan voting.
Ucapannya membuat saya berpikir sejenak seraya mengingat kembali keputusan keputusan legislatif yang diambil melalui voting beberapa waktu yang lalu. Tangan pun menggerakkan pena mencorat-coret kertas binder untuk me-List beberapa keputusan – keputusan legislatif yang diambil lewat jalan ‘akhir’ tersebut. ternyata, cukup banyak keputusan – keputusan yang diambil legislatif, yang akhirnya, harus melalui jalan voting.

Di antaranya kasus Bank Century. DPR merumuskan tiga opsi untuk divoting yang pada akhirnya melahirkan keputusan historis yang diambil melalui voting yang menegangkan. Nasib calon ‘tunggal’ Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution juga diputuskan melalui voting oleh anggota Komisi XI DPR-RI. Padahal sudah tunggal, namun masih ada saja celah agar dapat dilakukan voting.

Pemilihan Ketua KPK, Abraham Samad pun demikian. Ia memperoleh 43 suara anggota dewan mengalahkan calon-calon kuat yang sebelumnya diprediksi bakal jadi ketua KPK. Persoalan BBM pun sama, hasil akhir selalu ditentukan oleh siapa yang paling banyak memiliki anggota di DPR. Dan terakhir adalah RUU Pemilu yang rencananya akan divoting satu persatu, dari Empat (4) hal penting yang belum mencapai kesepakatan.

Tak lama kemudian, Pikiran saya pun melayang pada nasib sosok seseorang pemikir, yang mempunyai kekurangan pada ketampanan dan perawakan tetapi diliputi oleh kelebihan budinya: Jujur, adil dan baik. Dialah Socrates. (Baca: Moh. Hatta, Alam Pikiran Yunani)

Sejarah filsafat barat mencatat Socrates sebagai filsuf cerdas dan buah pikirannya menjadi rujukan bagi siapapun yang masuk dalam langgam filsafat. Namun sayang perjuangannya melawan relativisme kaum sophistic, dengan pendapatnya mengenai kebenaran dan kebaikan yang tunggal dan mutlak membuat ia dimusuhi dan dituduh sebagai guru yang menyesatkan murid-murid pada zamannya.

Socrates pun dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya. pada akhirnya socrates dengan jalannya sendiri wafat dengan cara meminum racun di dalam penjara dalam usia 70 tahun. Yang perlu digarisbawahi adalah Socrates dihukum mati karena voting!

Luntur

Budaya musyawarah untuk mufakat hari ini kian meluntur. Padahal, pola ini lah yang dikembangkan oleh para pendiri dan pendahulu ketika merintis Republik Indonesia. Musyawarah dilakukan sebagai suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk mengambil keputusan bersama memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) bangsa. Musyawarah adalah bagian dari demokrasi. Dalam demokrasi pancasila penentuan hasil ditentukan melalui musyawarah untuk mufakat. Bila terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan voting.

Pandangan dalam fraksi-fraksi di DPR merupakan hal yang wajar dalam sebuah demokrasi. Namun seyogyanya perbedaan pandangan tersebut tentunya dapat disikapi dengan bijaksana dan mengedepankan kepentingan masyarakat Indonesia. Kelemahan demokrasi kita hari ini adalah fakta bahwa ada kemungkinan kita jatuh dalam ‘diktator mayoritas’ melalui mekanisme voting. Dalam mempertahankan argumentasi, masing-masing fraksi tentunya harus mempertahankan nilai-nilai obyektif serta pola pikir cerdas sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang.

Dialog

Maksudnya, jika memang tidak ditemukan kata mufakat maka dilakukan dialog-dialog yang mengedepankan aspek kepentingan masyarakat secara menyeluruh, bukan kepentingan partai atau golongan tertentu.

Voting bukanlah jalan terbaik dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil melalui voting hasilnya hanya ada 2 yaitu kebenaran dan pembenaran. Sesuatu yang salah jika disuarakan oleh suara terbanyak maka akan menjadi benar dalam bentuk ‘pembenaran’.

Simaklah ilustrasi menarik yang ditulis Kuncoro dalam blog pribadinya sebagai berikut. Sebuah warung makan di kota Padang akan menyajikan sayur asem di rumah makan. Si pemilik mengatakan bahwa sayur asem harus pedas karena masyarakat Padang suka makanan pedas, sementara para koki mengatakan bahwa sayur asem itu ya rasanya asem bukan pedas. Akhirnya si pemilik menyerahkan keputusannya kepada para koki.

Maka dilakukanlah pembahasan oleh para koki yang berjumlah 15 orang untuk menentukan rasa sayur asem tersebut. Tidak ada kata mufakat dalam menentukan rasa sayur asem tersebut karena sebagian berpendapat kalau membuat sayur asem di kota Padang harus pedas disesuaikan dengan selera masyarakat Padang sementara sebagian lagi mengatakan bahwa rasa sayur asem ya asem sesuai dengan originalitasnya bukan pedas.

Karena tidak ada kata mufakat maka dilakukanlah voting untuk pengambilan keputusan. untuk mengambil keputusan sayur asem yang pedas dan sayur asem yang original. Voting tersebut akhirnya dimenangkan oleh sayur asem yang pedas. Akhirnya warung makan tersebut menyajikan sayur asem yang pedas karena merupakan keputusan para koki melalui voting.

Pertanyaannya, benarkah hasil voting yang diambil dengan memutuskan Sayur Asem rasanya pedas adalah tindakan yang benar? Tentunya ini bukanlah kebenaran tetapi sebuah ‘pembenaran’, karena sayur asem rasanya ya asem dan sayur asem rasanya bukan pedas. Lagi lagi kebenaran akhirnya dikesampingkan, ya karena voting.

Voting memang sah dan memiliki legitimasi dalam proses pengambilan keputusan. Voting juga menjadi jalan yang lumrah dipilih ketika kesepakatan melalui jalan musyawarah tak bisa dicapai. Musyawarah bisa jadi akan ditempuh dengan waktu yang lama, namun disitulah proses dimana akan ada jalan terbaik yang akan dipilih. Bila yang dikedepankan adalah kepentingan rakyat, maka persoalan siapa yang berkoalisi dan siapa yang paling banyak anggota tak akan jadi persoalan. Mudah-mudahan kita dapat mengambil inspirasi dari nasib Socrates dan Sayur Asem yang menjadi korban sebuah ‘pembenaran’!

Penulis adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum UMSU