GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Thursday, June 7, 2012

Konser Lady Gaga Batal, Langkah Awal Kekuasaan Radikal?


Konser Lady Gaga batal. Bagaimana reaksi oknum-oknum yang mengancam pembubarkan konser ini? Ketika promotor membatalkan konser ini, maka bagi Front Pembela Islam (FPI) ini adalah angin segar bagi organisasi masyarakat (ormas) ini. Mereka berencana akan menggelar syukuran tepat di tanggal konser Gaga dijadwalkan manggung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), yaitu 3 Juni 2012.
Promotor Lady Gaga membatalkan untuk konser ini menjaga keselamatan Lady Gaga dan untuk menjaga keselamatan penonton. Padahal sebelumnya, manajemen Lady Gaga telah menyetujui penampilan Lady Gaga lebih sopan saat manggung. Seperti yang tertulis dalam Okezone, FPI cabang Bekasi mengaku telah membeli 157 tiket tersebut untuk masuk ke dalam konser Lady Gaga dan membubarkan dari dalam, jika konser tersebut tetap dilaksanakan.

Hukuman apa yang diberikan kepada pihak yang memberikan ancaman? Perlindungan apa yang telah diberikan? Anehnya lagi, Polda Metro juga ikut-ikutan menentang bahwa konser Lady Gaga bertentangan dengan moral dan budaya bangsa Indonesia. Lihatlah! Kini kepolisian pun sudah ikut-ikutan membicarakan moral. Seharusnya polisi menindak tegas oknum-oknum yang melakukan ancaman.

Kini hampir perlahan hampir mandul dengan kebobrokan dan pembiaran yang disengaja. Ini kesekian kalinya Indonesia sengaja meludah ke atas.

Bom Waktu

Setelah konser Lady Gaga dibatalkan oleh oknum radikal yang mengatas namakan agama. Kini ancaman tersebut terjadi di Aceh pihak yang mengatas namakan agama ini membuat pemerintah setempat untuk menutup 17 gereja yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.

Penyegelan 17 gereja tersebut berhasil dilakukan dengan dalih Surat Keputusan Bersama Dua Menteri tentang Rumah Ibadah; Peraturan Gubernur No 25/2007 tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah di Aceh, Qanun Aceh Singkil No 2/2007 tentang Pendirian Rumah Ibadah, dan surat perjanjian bersama antara komunitas Islam dan Kristen dari tiga kecamatan di Aceh Singkil pada 11 Oktober 2001.

Kini lebih dari 1500 keluarga berada di Kabupaten Aceh Singkil dirundung ketakutan. Penyegelan terhadap gereja mereka membuat ibu-ibu setempat histeris. Tangis ketakutan membumi. Bahkan ada ibu yang pingsan saat penyegelan gereja mereka dilakukan.

Bukan hanya di Aceh, hal tersebut terjadi. Radikal kini telah mengepakkan sayapnya ke Riau, tepatnya di Kabupaten Taluk Kuantan tahun 2011. Tiga gereja berhasil dibakar sampai rata dengan tanah. Polda kini hanya mengubur kasus pembakaran ketiga gereja tersebut dan menutup kasus tersebut. Warga Taluk Kuantan mengesalkan tindakan polisi yang menutup kasus tersebut.

Radikal yang mengatas namakan agama juga masih mengancam HKBP Fildelfia Bekasi. Sampai kini tidak adanya kebijaksaan pemerintah untuk menegakkan kebenaran. Hukum dipermainkan. Bahkan jemaat HKBP Filadelfia tidak diperbolehkan untuk melaksanakan kebaktian. Istri pendeta juga dilempar dengan telur. Kemarin (27/5), Jemaat HKBP Filadelfia Bekasi terpaksa membubarkan diri karena puluhan masyarakat intoleransi mengepung mereka.

Minggu lalu, massa intoleran menghadang dengan melempar telur busuk, air comberan dan sempat ada aksi dorong-dorongan. Penyegelan HKBP Fila delfia Desa Jejalen jaya, Tambun, Bekasi sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Pemerintah setempat menganggap izin pembangunan gereja ilegal. Namun Mahkamah Agung memutuskan pembangunan izin gereja sah.

Pemerintah mencoreng nama bangsa sendiri. Pemerintah tidak buta. Pemerintah bisa melihat kekejaman ini pada media cetak, elektronik maupun pada media online. Namun, pembiaran masih tetap saja dilakukan pemerintah.

Bila bicara tentang tindak tanduk kebobrokan bangsa Indonesia, masih ingat peristiwa Cikeusik? Peristiwa ini telah merenggut nyawa orang Ahmadiyah. Pelaku yang dengan bar-bar menghakimi nyawa orang sampai tewas, hanya divonis hukuman paling tinggi 6 bulan penjara dan terendah 3 bulan penjara. Layak untuk orang-orang yang menghabisi nyawa orang lain?

Dalam diskusi buku Irshad Manji kelompok radikal ini berhasil membubarkan acara ini dengan paksa, memporak-porandakan tempat tersebut, memecahkan kaca jendela bahkan kelompok radikal itu memukul peserta diskusi. Setelah sipembuat kekacauan beraksi, seperti film-film India yang sering diputar di layar televisi Indonesia, setelah pelaku pergi lalu polisi datang.

Penindasan dan tindak kekerasan harus segera dihentikan dengan mebubarkan kelompok-kelompok radikal ini. Batalnya konser Lady Gaga adalah kebanggaan dan keberhasilan dari ancaman yang disampaikan oleh kelompok tersebut. Dan kelompok tersebut berhasil menakut-nakuti bangsa Indonesia.

Bila dibiarkan, maka kelompok ini akan melakukan aksi otoriternya dengan paham yang mereka pertahankan tanpa memikirkan korban yang berjatuhan. Pemerintah harus lebih tegas untuk memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang berniat melakukan ancaman. Jangan biarkan orang-orang bersifat bar-bar mencoreng nama bangsa Indonesia.

Kini dukungan gugatan hukum kepada kepolisian meningkat dua kali lipat dalam dua minggu terakhir. Gugatan dilatarbelakangi karena polisi membiarkan organisasi radikal terus melakukan kekerasan. Bila terus dibiarkan maka pembiaran ini akan menciptakan bom waktu!***

Penulis aktivis Komunitas Perempuan Independent (Koper Indie)
Opini - Rabu, 30 Mei 2012 00:03 WIB
Tulisan ini pernah dimuat di Harian Analisa, Opini - Rabu, 30 Mei 2012 00:03 WIB

Source: http://novitasarisimamora.blogspot.com/2012/06/konser-lady-gaga-batal-langkah-awal.html

No comments: