GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Tuesday, December 6, 2011

YESUS DI INDIA BAB 3 (10)


Adanya mata uang logam kuno memang telah membantu menjelaskan salah satu rahasia besar dalam sejarah, tetapi adanya sekian banyak naskah buku kuno yang dibaca berjuta orang dan digunakan sebagai buku pegangan di berbagai pusat pendidikan tinggi, tentunya jauh lebih meyakinkan lagi. Inskripsi pada mata uang logam masih mungkin dibantah orang dan dikatakan sebagai penipuan.  Adapun buku-buku ilmiah yang sejak dikarangnya sudah diketahui oleh berjuta manusia, dimana isinya dijaga oleh berbagai bangsa, tentunya lebih meyakinkan sebagai bukti dibanding mata uang logam.  Singkat kata, preparasi ‘Salep nabi Isa’ itu telah menjadi bukti kuat bagi para pencari kebenaran. Kalau bukti ini masih juga ditolak maka semua testimoni historikal harus dibuang juga, terlepas dari bahwa lebih dari seribu buku dan para pengarangnya yang menjelaskan tentang ‘Marham-i-Isa’ sudah diketahui oleh berjuta manusia. Orang yang tidak mau menerima bukti yang demikian jelas dan kuat tentunya termasuk orang yang menolak semua bukti sejarah. 

Bisakah orang seperti itu mengabaikan bukti yang demikian kuat? Bisakah kita meragukan pernyataan para pakar dan ahli filsafat dari golongan Yahudi, Kristen, Magi dan Muslim, yang sudah menyebar di Eropah dan Asia? Para peneliti yang berfikiran obyektif silakan memeriksa bukti ini. Apakah bukti ‘Matahari Kebenaran’ yang demikian jelasnya itu patut diabaikan? Rasanya absurd jika ada yang berpendapat bahwa obat itu disediakan bagi Yesus a.s. karena luka-luka yang diderita akibat jatuh dari genting misalnya, atau luka sebelum masa kenabiannya atau saat sedang melaksanakan penyiaran agama, dan bukan akibat dari penyaliban.  Pada saat sebelum masa kenabiannya beliau jelas tidak mempunyai murid-murid sedangkan pada uraian tentang ‘Salep nabi Isa’ itu dikemukakan adanya murid tersebut.  Dalam buku-buku itu masih digunakan istilah Shailikha yang merupakan kata dari bahasa Yunani.  Sebelum masa kenabian beliau, Yesus belum dianggap orang penting sehingga peristiwaperistiwa kehidupan beliau saat itu tidak ada yang mencatat.  Masa kenabian beliau hanya berlangsung selama tiga setengah tahun dan selama periode itu tidak ada yang menceritakan jika Yesus pernah mendapat luka, kecuali di akhir yaitu saat penyaliban. Kalau ada yang mengira bahwa Yesus menderita luka-luka akibat dari rudapaksa lainnya, silakan yang bersangkutan membuktikan. 

Aku sendiri memiliki naskah kuno al-Qanun dari Bu Ali Sina yang ditulis tangan dari masa itu. Karena itu sangat tidak adil kiranya mengabaikan bukti yang demikian transparant. Cobalah direnungkan secara mendalam karena buku-buku ini ada pada perpustakaan di Eropah dan Asia dari umat Yahudi, Magi, Kristen, Arab, Parsi, Yunani, Romawi disamping bangsa Jerman dan Perancis. Kalau buku-buku itu dikompilasi hanya oleh pengarang Muslim dan hanya ada di tangan para penganut agama Islam, bisa jadi ada yang bersicepat mengambil kesimpulan bahwa umat Muslim telah memalsu isinya untuk menyerang agama Kristen. Yang jelas umat Muslim tidak bisa dituduh telah melakukan pemalsuan tersebut karena mereka pun juga masih mempercayai kalau Yesus naik ke langit, sama seperti kepercayaan umat Kristiani. Malah kalau umat Muslim menganggap beliau tidak mengalami penyaliban sama sekali sehingga tidak perlu ada luka yang terjadi.  Jadi buat apa mereka memalsukan pernyataan yang bertentangan dengan pandangan mereka sendiri? Disamping itu, agama Islam belum muncul ketika buku-buku medikal tersebut sudah beredar dalam bahasa Latin dan Yunani di antara berjuta manusia. 

Kenyataan bahwa obat itu memang ada dikemukakan dalam bukubuku medikal lama terlepas dari agama yang dianut para pengarangnya, menunjukkan bahwa obat tersebut dikenal luas sehingga tidak ada komunitas atau bangsa yang membantahnya.  Namun benar juga kalau dikatakan bahwa fakta tersebut tidak terfikirkan untuk dimanfaatkan sampai setelah datangnya Al-Masih yang Dijanjikan, walaupun ratusan buku tersebut sudah dikenal berjuta manusia sejak lama.  Adalah Allah s.w.t. yang telah mengatur agar bukti terang untuk mengungkapkan kebenaran dan menghancurkan kepercayaan kepada Salib itu harus disampaikan oleh Al-Masih yang Dijanjikan, karena Rasulullah s.a.w. sudah menubuatkan bahwa kepercayaan kepada Salib tidak akan hilang dan kemajuan mereka tidak akan terhambat sampai datangnya Al-Masih yang Dijanjikan di muka bumi. 

Adalah Al-Masih yang Dijanjikan itulah yang akan ‘memecah salib.’  Yang tersirat dalam nubuatan itu ialah Tuhan di masa munculnya Al- Masih yang Dijanjikan, akan menimbulkan kondisi yang akan mendukung terbukanya semua kebenaran berkaitan dengan Penyaliban. Setelah itu baru akan datang akhir dari siklus kehidupan kredo Salib, tidak melalui perang atau kekerasan, tetapi melalui perantaraan bantuan samawi dalam bentuk penemuan dan argumentasi. Inilah inti pengertian dari Hadith sebagaimana disampaikan oleh Bukhari dan lain-lainnya. Karena itulah Tuhan tidak akan membukakan bukti-bukti yang meyakinkan itu sampai kemunculan Al-Masih yang Dijanjikan. Itu jugalah yang telah terjadi.  Mulai saat munculnya Al-Masih yang Dijanjikan, mata manusia dan mereka yang berfikir akan terbuka, karena Al-Masih dari Tuhan itu sudah datang. Fikiran kiranya perlu diasah, hati seharusnya lebih memperhatikan, pena perlu digalakkan dan semuanya harus mengencangkan ikat pinggang, mereka yang saleh sekarang akan memahami dan semua orang berfikir akan mendapat penjelasan.  Apapun yang menerangi samawi akan menerangi duniawi juga.  Sebagaimana buah-buahan akan masak pada musimnya, begitu juga cahaya kebenaran akan turun pada waktunya, tidak ada yang bisa memaksanya turun sebelum waktunya dan tiada juga yang akan mampu menahan ketika sudah saatnya turun. 

Tentu akan muncul perbedaan pandangan dan kontroversi.  Namun diakhirnya, kebenaran harus menang, karena ini bukan rekayasa manusia tetapi dari Tuhan sendiri yang selama ini memberikan perubahan musim, mempergerakkan waktu dan merubah malam jadi siang dan siang jadi malam.  Dia memang menciptakan kegelapan tetapi Dia mencintai terang. Dia telah membiarkan ‘shirik’ (kepercayaan polytheisme) tumbuh di dunia, namun Dia lebih mencintai‘Tauhid’ (ke-Esaan Tuhan). Dia adalah pencemburu yang tidak akan berbagi Keagungan-Nya dengan siapa pun.  Sejak awal munculnya manusia sampai satu waktu nanti manusia semua musnah, hukum samawi selalu berdasarkan asas Ketauhidan atau Ke Esaan diri-Nya. Tujuan dari semua nabi yang diutus Tuhan adalah mengajarkan manusia untuk hanya menyembah satu Tuhan.  Apa yang mereka sampaikan kepada dunia adalah menanamkan kalimah ‘Tidak ada yang patut disembah selain Allah’ sehingga kalimah itu bersinar di muka bumi sebagaimana kalimah itu bersinar di langit.  Yang teragung dari antara mereka itu adalah ia yang telah menjadikan asas ini bersinar paling cemerlang. Ia yang membukakan kepalsuan dan membuktikan kekosongan dewa-dewa berdasarkan akal dan kekuatan. Setelah berhasil membuktikan semuanya, ia meninggalkan pesan kemenangannya dalam bentuk kalimah ‘Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah.’ Ia tidak mengemukakan kalimah ‘Tidak ada tuhan selain Allah’ sebagai bualan kosong.  Ia telah memberikan bukti-bukti dan membuka kesalahan dari agama palsu serta mengajak umat manusia untuk menyaksikan bahwa tidak ada tuhan lain selain Allah. Ia telah mengalahkan semua kekuatan mereka dan menghancurkan kebanggan mereka dan ia mengajarkan bahwa ‘Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah.’




No comments: