GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Monday, March 19, 2012

KONSEP KE AL MASIHAN

Karya Tulis           : Kenneth Moakan
Sumber                 : The Review of Religions, Januari 1988
Judul Asli              : Concept of Mesiah
Terjemah              :  Muharim Awaluddin Thailand

Sebagai seorang muslim saya tidak merasa pokok bahasan ini merupakan sesuatu yang asing, bahkan ia merupakan salah satu dari kepercayaan pokok orang Islam untuk mempercayai dan mengakui semua Nabi dari Tuhan dan konsep mengenai Al-Masih ada tersebut dalam kitab suci Al-Qur’an.

Konsep mengenai kedatangan seorang Al Masih (Messias) ini berlainan diantara tiga agama besar dunia Yahudi, Kristen dan Islam.  Dimana kaum Yahudi percaya bahwa Al Masih akan muncul, kaum Kristen percaya bahwa beliau akan muncul dalam wujud Yesus (Nabi Isa) dan akan muncul kedua kalinya pada akhir zaman untuk mengumpulkan umatnya dan menegakkan kerajaan Tuhan selamanya.  Kaum muslimin menganut kepercayaan bahwa Nabi Isa adalah Al Masih dan bahwa pada kedatangan beliau yang kedua, beliau akan datang sebagai seorang muslim dan akan menegakkan supremasi Islam dengan mengobarkan perang kepada mereka yang tak menerima Islam.  Beliau juga akan membunuh babi dan mematahkan salib.  Kepercayaan kaum muslimin berdasar kepada kesalah pahaman atas sabda-sabda Nabi suci Muhammad SAW.  Muslim Ahmadi sebaliknya percaya seperti halnya kaum Kristen dan Muslimin pada umumnya, tetapi memiliki konsep yang berbeda. Tentang kedatangan beliau yang kedua.  Perkara ini tidak akan di bahas dalam tulisan ini, tetapi di bahas berkali-kali sebelum ini dan dimasa mendatang. Insyallah dapat di bahas lagi untuk manfaat bagi para pencari kebenaran.

Agama-agama lain juga nampaknya ada aide-ide ke Al Masihan dalam sistem mereka.  Yang sedang di tawarkan di kalangan kaum Hindu tertentu bahwa Krisna adalah Messias (Al Masih) atau bahwa ajaran Krishna adalah apa yang kaum Kristen dakwahkan.  Pandangan ini juga dimiliki oleh beberapa golongan agama Budha.  Bahwa Buddha adalah pribadi yang sama dengan Yesus sedang di tonjolkan dan bahwa ajaran Kristen telah diambil secara harafiah dari kitab-kitab Buddha.

Zoroaster tidak mempercayai konsep ini dan menulis dalam Dasatir.  Susan I agung menubuatkan bahwa seorang nabi akan di bangkitkan di akhir zaman dan akan merupakan keturunan Persia dan bahwa keturunanya akan merujuk kepada kedatangan beliau yang ke II, sementara kaum Kristen dan Muslimin tidak ada satu bukti yang diajukan bahwa ada keturunan Yesus (Nabi Isa) yang mereka yakini sebagai Al Masih, tidak pula kaum Yahudi memiliki bukti-bukti itu.  Istilah Al Masih (Messias) seperti umumnya di pahami merujuk kepada seorang Nabi Agung yang akan menjadi orang pilihan Tuhan.

Gagasan kemunculan seorang Al Masih nampaknya telah menjadi bagian dari ajaran Yahudi sejak masa Musa as.  Sebab ada banyak nubuatan yang di tunjukkan oleh mereka dan juga oleh kaum Kristen dalam perjanjian lama yang dianggap sebagai kedatangan Nabi Agung yang menjadi Al Masih (Messias).  Nyatanya banyak ayat dalam perjanjian lama mengenai sifat seseorang yang Agung.  Pendeknya boleh dikatakan dengan aman, bahwa harapan kebangkitan bangsa Yahudi tergantung dengan kemunculan Al Masih.    Para cendekiawan Yahudi telah menafsirkan berbagai ayat perjanjian lama untuk mempertimbangkan kebangkitan Al Masih dikalangan mereka dan yang akan meneguhkan keimanan mereka dan memimpin secara Herois.

Kepada ular Tuhan berfirman “dan aku akan mengadakan permusuhan diantaramu dan perempuan ini, dan diantara keturunanmu dan keturunannya.  Ia akan meremukkan kepalamu dan kamu akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15).

Hasil yang keturunan perempuan itu akan dapatkan atas keturunan ular adalah menghancurkan kepalanya, sedangkan keturunan ular hanya berhasil menghancurkan tumitnya.  Perhatikan bahasa Ibrani yang di gunakan disini membawa makna ganda dan terbukti dari tergun bahwa ia berarti: “merusak, menggilas jadi debu dan menghancurkan”.  Ini telah di tunjukkan dalam kejadian 3:15 dimana digambarkan secara garis besar akibat konflik yang panjang antar keturunan perempuan dan keturunan ular setelah (peristiwa yang) di anggap kejatuhan manusia dari taman Eden.

Profesor Delitzsch mengatakan: “Hanya ketika kita menerjemahkan: Dia (keturunan perempuan) akan meremukkan kepalanya…", kalimat itu termasuk janji pasti kemenangan atas ular, karena ia menderita di perjalanan maut, mencoba menyelamatkan diri dan tenggelam dalam perjalanan adalah luka maut ( kejadian 49;17).  Hal ini di percayai sebagai nubuat terselubung dan bertujuan ke arah sejarah yang sedang bergerak.

Bahwa para cendekiawan Yahudi telah menafsirkan baris ini sebagai nubuatan Al-Masih sangat jelas dari Tergum Palestina yang menyatakan bahwa dalam kejadian 3:15 adalah janji  penjagaan terhadap gigitan ular pada akhir zaman, di masa raja Al Masih.

Pokok bahasan kejadian 3:15 diulas dalam Tergum Palestina dengan pernyataan tambahan sbb: “ memang demikian bagi mereka akan jadi suatu obat, dan mereka akan menjadikan penyembuhan untuk tumit itu pada masa raja Meshiha".

Rujukan yang di buat di sini adalah kepada Al Masih yang akan menyembuhkan mereka dari penyakit dan mengembalikan mereka pada kesucian sejati, yang mereka percayai telah ada sebelum kejatuhan.  Midrash Palestina (Beresith rabba XII) menyatakan:  “Tiap-tiap sesuatu yang Tuhan ciptakan sejak semula sempurna, manusia berdosa telah menjadi korup dan tidak kembali pada keadaan semula hinga putra perez (yakni menurut kejadian 38:29, Ryth 4:18; Al Masih berasal dari suku Yudah) datang”.  Penafsiran ini menjadikan Al Masih pembaharu dan membawa satu dunia yang sesat kepada Tuhan.

Istilah rabbi Al Masih adalah M’nahem dan tanpa keraguan berdasarkan pada ratapanYeremia seperti yang terdapat pada pasal 1:2, 9, 17 & 21.  Di sini Nabi Yeremia meratapi keadaan Zion yang tersia-sia dan tak seorang pun membawa ketentraman dan keselamatan kepadanya.

Penghibur atau Juruselamat ini dikutip dalam Ulangan 28:1-14 dan dalam Yesaya pasal 51 & 52 dan yang di percaya sebagai Messias.  Satu ayat lain yang di gunakan adalah dari Yesaya yang terbaca: “Maka Tuhan sendiri yang akan memberimu suatu tanda; lihatlah anak dara akan hamil dan melahirkan seorang putra; dan akan di beri nama Immanuel”. (Yesaya 7:14).

Immanuel bermakna Tuhan bersama kita.  Dari hal ini di tunjukkan, bahwa seorang yang telah di nubuatkan akan di kuatkan (dibantu) oleh Tuhan.  Dikalangan bangsa Ibrani ada adat kebiasaan anak-anak diberi nama untuk memperingati beberapa peristiwa bermakna atau karya-karya agung Tuhan dengan harapan bahwa anak itu boleh dipengaruhi oleh namanya dan sampai pada ketinggian yang diharap.
Contohnya:
  1. ·         Yesaya bermakna: Tuhan telah menyelamatkan
  2. ·         Yeremia bermakna: Tuhan menguatkan
  3. ·         Zefannya bermakna: Tuhan menyembunyikan
  4. ·         Zakaria bermakna: Tuhan telah mengingat
  5. ·         Zehezkiel bermakna: Tuhan adalah kuat
  6. ·         Daniel bermakna: Tuhan adalah hakimku
  7. ·         Yoel bermakna: Tuhan adalah Allah


Diharapkan bahwa anak-anak yang menyandang paling tidak mencontohkan sifat-sifat baik dari nama-nama itu.  Tak seorang pun merasa berhak mengatakan bahwa karena seorang menyandang nama Daniel yang bermakna “Tuhan adalah hakimku” atau seseorang bermakna Yoel yang berarti “Tuhan adalah Allah”, maka semua yang bernama Yoel adalah Tuhan.  Maka nama Immanuel secara sederhana merupakan suatu ekspresi harapan bahwa Tuhan bersama hamba-hamba-Nya dan akan melindungi dan menolong mereka.

Dipercaya bahwa fungsi Al Masih terkutip dalam Yesaya 53.  Dengan suatu cara  Musa as menubuatkan tentang seseorang pembawa hukum yang lebih besar dari pada beliau sendiri (Ulangan 18:18); Yeremia menubuatkan seorang Juru Selamat yang lebih agung dari pada yang membawa Bani Israil keluar dari Mesir (Yeremia 23:7-8); Yehezkiel telah merujuk pada suatu Rumah Ibadah yang lebih mulia dari pada biara (kuil) Sulaeman (Yehezkiel 40-48).  Maka seluruh sejarah Israil dipercayai merupakan hal yang biasa.

Penjelasan rabbi dan Yesaya 7:14 biasanya adalah bahwa hal itu digenapi dengan kelahiran Hezekiah.  Kedudukan ini begitu menarik dalam hal yang menunjukkan anak yang berasal dari keturunan Daud, dari pusat Yerusalem yang mempunyai kekuasaan seperti di gambarkan dalam pasal 11 dan 12.  Lebih lanjut dalam hal Yesaya 8:8 di katakana bahwa tanah Immanuel adalah Palestina, yang pernyataan dalam hubungan ini dianggap berasal dari Daud dan kekuasaan kerajaannya.  Komentar-komentar lain menetapkan Immanuel sebagai putra ke-dua Yesaya, Maher-Shalal-hash-baz. Dalil menguntungkan untuk kedudukan ini adalah kedudukan Maher-Shalal-hash-baz dicatat dalam pasal berikutnya dan bahwa ramalan mengenai anak itu sangat serupa dengan peringan mengenai putra nabi.

Yesaya pasal 7:12 telah disebut Kitab Immanuel.  Al Masih yang akan datang itu menduduki posisi sentral dalam kitab suci bagian ini yang merupakan konsep kaum Yahudi.  Prof. Delezch dalam komentarnya atas Yesaya 7:14 telah mengatakan bahwa “ itulah Al Masih Nabi yang di sini dikatakan akan lahir, maka dalam pasal 9 adalah kelahiran dan dalam pasal 11 adalah tiga tahap kekuasaan yang tak terpatahkan, tiga bentuk kejayaan, menerangi tiga tingkat yang dalam sejarah masa depan umatnya terbagi sendiri menurut pandangan Nabi itu”.

Yesaya 59 adalah salah satu dari pasal-pasal yang dipercayai dan ditafsirkan sabagai berisi dalil kedatangan Al Masih dan bahwa kemunculan beliau akan disiarkan ketika bangsa Israil secara keseluruhan tenggelam dalam kancah dosa dan kekafiran.  Dari ayat-ayat yang lain di percayai bahwa pada masa itu Israil akan sangat menderita lebih dari yang mungkin terbayang.  Meramalkan keadaan dan melukiskan penderitaannya, Yesaya menjadikan Zion seperti seorang wanita yang ditinggalkan atau seperti rata dengan tanah yang untuknya beliau mengharapkan bangkitnya dan menyambut juru selamat yang lama diharapkan.

Ayat-ayat yang menuntun pada semua pandangan dari Al Masih penakluk (Yesaya 59:15 -21) dan Nabi yang mengembalikan kemuliaan Zion (Pasal 60:1-3), mengumpulkan kembali Israil (4-9) kedudukan Zion ini di bawah pemerintahan Al Masih (10-14) dan pemulihan suasana Eden atas Yerusalem dalam (ayat 15-22).  Dari ayat-ayat ini dan lain-lain dipercayai bahwa Al Masih (Messias) di jadwalkan akan datang di Zion dan akan menegakkan kerajaannya,  mengembangkan kekuasaannya sampai keseluruh dunia.

Walaupun konsep kedatangan Al Masih telah proyeksikan telah di gambarkan oleh berbagai sarjana dan kitab-kitab perjanjian lama, hal itu tidak terjadi hingga dua ayat terakhir perjanjian lama (Maleakhi 4: 5-6) bahwa konsep Al Masih telah mendapatkan momentum.  Di sini dinyatakan bahwa Elia (Nabi Ilyas as) akan muncul (datang) sebelum kedatangan Tuhan.  Tetapi boleh dicatat bahwa penampakan kebesaran Tuhan diberikan untuk tiga kali penampakan: Sekali di Sinai, kemudian di Seir dan terakhir di Paran (Ulangan 33:2).  Nubuatan dalam Ulangan 18:18 menyebabkan sebagian orang Yahudi berpindah dan menetap di Arabia yang di dalamnya terletak Paran dimana di sebutkan bahwa penampakan kekuasaan dan kebesaran Tuhan yang ke tiga terjadi dalam harapan penggenapan impian mereka.

Kepercayaan bahwa Elia naik kelangit (2 Raja-raja 2:11), kaum Yahudi pada masa itu percaya bahwa beliau akan kembali akhirnya dan mereka dengan penuh hasrat mengharapkan dan menantikan beliau boleh di ingat bahwa kaum Yahudi mengharap kedatangan tiga wujud: Elia, Al Masih (Kristus) dan Nabi Itu.  Ini merupakan bukti dari kenyataan, bahwa ketika Yesus memberitakan kepada kaum Yahudi, mereka sangat curiga dengan dakwah-dakwah beliau.  Sebagian murid memberanikan diri bertanya kepada Yesus mengenai keberatan kaum Yahudi, maka mereka menanyai beliau: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?”.  Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan aku berkata kepada mu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukan menurut kehendak mereka.  Demikian juga anak manusia akan menderita oleh mereka”.  Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa ia berbicara tentang Yohanes pembabtis” (Matius 17:10-13).

Sampai hari ini kaum Yahudi masih menunggu kedatang Al Masih mereka sampai pada tahap, bahwa salah satu doa mereka yang di panjatkan sesudah makan, adalah Tuhan akan menjadikan mereka berharga untuk dapat menerima Al Masih.
Dan akhir seruan kita adalah: SEGALA PUJI BAGI ALLAH, TUHAN SEKALIAN ALAM!

Sumber: EBK, No.63 TahunVI, Agustus 2002/Zuhur 1381, h.25-31

1 comment: