Mengiring hati yang tak menentu
Bayangnya masih lekat di sepatu pemberiannya
Senyum khasnya masih melekat erat di kaos pemberiannya
Masih ingatku tawanya
Masih ingat ku sapanya
Sesekali aku mencuri pandang dan belajar
Terhadap sosoknya yang Dermawan
Sosok yang sederhana tetapi berkarakter kuat
Memberi sentuhan elegan dan tidak malu
Tiada malu siapa pun yang mendekatnya
Begitu hangat pribadinya
Semua terasa aman di buatnya
Keikhlasan menjadi cirinya yang tak lepas
Seolah-olah keikhlasan ini miliknya
Malam itu batinku tersentak
Mendengar dia telah berpulang
Sedang melakukan apa yang kami sangat senangi
Kenapa ketika aku tak ada di sisinya menemani
Masih dalam ketidak percayaan
Sepertinya baru sepenggal rindu ini berlalu
Semuanya begitu sepi tak ada yang abadi
Terimakasih kawan
Kau telah memberiku banyak pelajaran
Dalam pengembaraan pengabdian
Rupanya Tuhan mu lebih menyayangimu
Dari pada karib kerabat mu
Dari pada kami yang kau tinggalkan
Semoga kau mendapat buah-buah segar amal mu
Buah-buah manis nan madu sepak terjangmu
Buah-buah yang banyak karna kebijakan dan keitaatanmu
Buah-buah dari ibadah selama berjuang untuk keluargamu
Kau begitu singkat berlalu mewarnai titi jalan hidup ku
Rasa perih ini masih tersimpan diantara kepala dan dada ku
Aku yang jauh ini merasakan kau sangat dekat duduk di samping ku
Menemaniku membuat puisi untuk mu
Semoga kau tersenyum setelah mengetahui
Semua apa yang suka aku sampaikan dalam tawa maupun pengajian
Telah sempurna menjadi kenyataan
Kenyataan yang hanya kau saja rasakan saat ini
Semoga kau damai bersama Tuhan
Tetaplah berdoa untuk kami di dunia
Sufi, Medan 02 Juni “11
No comments:
Post a Comment