Ku cium bau harum yang tak pernah ku cium
sesaat hilang terhalang lekang
lekang oleh udara cacian
lekang oleh badai kebencian
Ku cium bau harum yang tak pernah ku cium
Sesaat hilang oleh teriakan tak bermakna
Tak bermakna akan Tuhan
Tak bermakna akan kebenaran
Ku cium bau harum yang tak pernah ku cium
Sesaat hilang oleh rasa kasih yang tercabik
Tercabik oleh keingkaran
Tercabik oleh kepicikan
Kucium Bau harum yang tak pernah ku cium
Harum itu semakin mendekat
Bersama dengan sayatan yang nikmat
Bersama dengan pukulan yang memijat
Kucium bau harum yang tak pernah ku cium
Dalam sekejap bau itu membungkusku dengan kuat
Membungkus dalam ruang lain yang lebih terang
Kali ini bukan saja udara yang harum
kulitku pun telah harum
tanganku terasa harum
Nafasku pun telah harum
Dan darah yang mengalir pun sangat harum
Rupanya kematian ini sangat berkesan
Teduh dengan segala pemandangan yang sejuk
Maafkan aku yang telah mendahului
Meninggalkan kalian dalam tugas tak terbatas
Aku berjanji, kan ku ceritakan kepada Tuhan
Tentang, perjuangan kalian, keikhlasan kalian
Tentang, tekad kalian, doa tulus kalian
Tentang, kesetian kalian, kerendahan hati kalian
Tentang, kejujuran kalian, kasih sayang kalian
Tentang, keberanian kalian, dan Keitaatan kalian
Semoga Tuhan Ridho, dan bergembira dengan rasa yang puas
Amin
Mengenang kejadian Cikeusik, 6 Februari 2011
Medan, 25 Feb 2011
Sufi Murti
No comments:
Post a Comment