GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Monday, June 6, 2011

ANAK-ANAK

Ada yg bertanya apa itu anak-anak?

Anak-anak adalah nafas jiwa mu
Mereka akan berikan kepalanya untuk mu
Menghormatinya, adalah menghargai diri mu
Di dirinya kau akan  melihat  diri mu

Hadir dalam batinnya akan menghiburnya
Membuatnya semakin tegar dalam hidup
Kau adalah guru pertamanya
Diri mu lebih dari apa yang mengikatnya
Kesabaran yang sangat mereka inginkan dari mu
Keikhlasan yang mereka harapkan dari mu
Kasih sayang yang mereka rindukan dari mu

Ajarkanlah apa pun yang ada di dunia ini
Mereka akan memenuhi ruang kosong dunia
Ruang yang akan menjadi lahan surga
Ruang kebijakan yang pernah kau ajarkan
Mereka memiliki dunia nya sendiri
Dari kesendiriannya itu mereka akan menemukan Tuhan

Sufi Murti, Medan 06 Juni "11

PEREMPUAN

Ada yang bertanya bagaimana menurut tuan tentang perempuan?

Perempuan adalah teman terbaik dalam hidup
Dia lebih kuat dari apa yang kamu kira
Dia lebih sabar dari apa yg kamu sangka
Dia lebih perasa dari apa yang kamu duga

Semangatilah ia ketika redup
Pujilah dia ketika dia terpuruk
Dekaplah dia ketika dia butuh pertolongan
Nasihatilah dia ketika silap

Dia sangat menawan ketika hati mu senang
Hatinya setajam mata pisau
Dia sangat mengerti jika ada yang berubah dalam dirimu
Keluhannya sangat di dengar Tuhan mu
Maka berhati-hatilah dengannya
Doa, adil, bijak, tanggaung jawab, dan berbuat santun kepadanya
Mudah-mudahan itu akan menyelamatkan mu

Sufi Murti, Medan 06 Juni "11

Saturday, June 4, 2011

MENCARI JAWABAN



Rindu ini terasa bagai pisau menghujam
Tajam tak ragu menusuk lambung kerinduanku
Kerinduan ini terus memuncak
Bagai gunung tak berujung

Kau jauh meninggalkan jiwa yang merana
Pergi berbalut harap dan rindu
Gubuk-gubuk bersulang keangkuhan  terus kau tinggal

Setegar jiwamu meninggalkan ku
Seyakin dirimu melepaskanku
Dalam harap yang dalam kusisipkan doa
Semoga kau temukan keyakinanmu
Semoga kau temukan jawaban
Semoga kau temukan yang kau cari
Dan semoga aku masih menjadi yang kau cari
                               
 Sufi, Medan 01 Juni “11

HADIAH YANG TAK PANTAS



Malam begitu pekat
Wajah kekasih datang terjerat
Terikat dalam kemolekan rindu
Terikat dalam harap tak bertumpu

Malam semakin dingin
Karna hujan tidak kunjung bergeming
Angan ku melayang dalam ingat yang rancu
Memaksa mengenang yang tabu

Sosok mu begitu memabukkan ku
Melintas tak senonoh dalam relung kebodohanku
Mencumbu sepi gelap tak bertepi
Ingatan ini takkan rela melepas bayang-bayang  lembutmu

Kau begitu menawan
Begitu picik bila ku manja
Segalanya berlalu begitu saja
Sekejap ku tersadar kau telah pudar
Dan semoga kau tersadar
Kau tak layak mendapatkan hadiah lamunan ini
                              
Sufi, Medan 01 Juni ‘11

KAWAN YANG DERMAWAN

Malam masih terasa kelabu
Mengiring hati yang tak menentu
Baru sepenggal rindu ini berlalu
Bayangnya masih lekat di sepatu pemberiannya
Senyum khasnya masih melekat erat di kaos pemberiannya

Masih ingatku tawanya
Masih ingat ku sapanya
Sesekali aku mencuri pandang dan belajar
Terhadap sosoknya yang Dermawan
Sosok yang sederhana tetapi berkarakter kuat
Memberi sentuhan elegan dan tidak malu
Tiada malu siapa pun yang mendekatnya

Begitu hangat pribadinya
Semua terasa aman di buatnya
Keikhlasan menjadi cirinya yang tak lepas
Seolah-olah keikhlasan ini miliknya

Malam itu batinku  tersentak
Mendengar dia telah berpulang
Sedang melakukan apa yang kami sangat senangi
Kenapa ketika aku tak ada di sisinya menemani

Masih dalam ketidak percayaan
Sepertinya baru sepenggal rindu ini berlalu
Semuanya begitu sepi tak ada yang abadi

Terimakasih kawan
Kau telah memberiku banyak pelajaran
Dalam pengembaraan pengabdian
Rupanya Tuhan mu lebih menyayangimu
Dari pada karib kerabat mu
Dari pada kami yang kau tinggalkan

Semoga kau mendapat buah-buah segar amal mu
Buah-buah manis nan madu sepak terjangmu
Buah-buah yang banyak karna kebijakan dan keitaatanmu
Buah-buah dari ibadah selama berjuang untuk keluargamu
Kau begitu singkat berlalu mewarnai titi jalan hidup ku

Rasa perih ini masih tersimpan diantara kepala dan dada ku
Aku yang jauh ini merasakan kau sangat dekat duduk di samping ku
Menemaniku membuat puisi untuk mu
Semoga kau tersenyum setelah mengetahui
Semua apa yang suka aku sampaikan dalam tawa maupun pengajian
Telah sempurna menjadi kenyataan
Kenyataan yang hanya kau saja rasakan saat ini
Semoga kau damai bersama Tuhan
Tetaplah berdoa untuk kami di dunia
                                Sufi, Medan 02 Juni “11