GOLDEN WORDS

Akar Segala Kebaikan Adalah Taqwa, Jika Akar Itu Ada Maka Semuanya Ada

Wednesday, August 18, 2010

HIKMAH PUASA

Puasa mengajarkan kita untuk tidak tamak kepada dunia.  Ketika segelas air dan beberapa biji kurma atau makanan ta'jil lainnya (jawa: untuk makanan sekedar membatalkan puasa) kita makan maka, rasa ingin menyantap makanan mulai terkurangi.  Hal ini memberi arti bahwa kita akan di ajar prihatin untuk tidak tergesa-gesa dalam menyantap makanan walaupun memang seharian kita tidak makan karena puasa. Setelah selang beberapa jam badan akan memberitahukan bahwa saat makan tiba dan perut telah lapar.  Baru kita dapat menyantap makanan ala kadarnya, karena dengan sedikit makan saja perut sudah terasa kenyang.    Namun yang terjadi, adalah menu makanan yang ada di meja makan malah bertambah banyak dari menu di luar Ramadhan.  Hal ini tidak hannya berdampak kepada meningkatnya kost kebutuhan sehari-hari, lebih serius lagi semakin ketergantungan kita kepada hal-hal duniawi yang berujung penghambaan kepadanya.  Nah puasa mengajak kita untuk tidak tamak atau berlebih-lebihan kepada duniawi dengan memberikan rasa gembira ketika kita berbuka dan rasa kenyang walaupun hanya sedikit yg kita makan saat berbuka. 
Hikmah lain adalah kita akan terasa sakit ketika kita terlalu banyak makan saat berbuka.  Karena perut atau lambung tidak siap dengan porsi makan yang terlalu berlebihan, pedas, atau yang beraneka ragam.  Hal ini membuktikan ketika sarana-sarana duniawi ini terlalu banyak kita cari bukan karena Allah maka apa yang telah dikumpulkan itu tadi dalam waktu yang bersamaan akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.  Maka dari itu bijaksanalah dalam berpuasa.

Thursday, August 12, 2010

SHALAT DAN PUASA UNTUK MENSUCIKAN RUHANI

Di dalam Al Qur’an Karim Allah Tala’ala berfirman:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya Al Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda …(Albaqarah : 186)
Ayat dari Al-Quran ini menggambarkan keagungan dari bulan Ramadhan. Kaum Sufi umumnya sepakat bahwa bulan ini adalah saat terbaik untuk pencerahan kalbu. Orang yang melaksanakan puasa, sering memperoleh kashaf dalam bulan ini. Shalat mensucikan ruhani dan puasa mensucikan kalbu. Pensucian ruhani mengandung arti bahwa manusia bisa dilepaskan dari segala nafsu ego yang membawanya kepada dosa, sedangkan pensucian kalbu mengandung makna bahwa pintu gerbang kashaf akan dibukakan sehingga manusia bisa melihat Tuhan-nya. (Malfuzat, vol. IV, hal. 256-257).

Suatu ketika aku sedang merenungi tujuan dari cara menebus puasa yang terlewat dan aku berkesimpulan bahwa penebusan tersebut diatur agar manusia dikaruniai kemampuan dan kekuatan untuk melaksanakan puasa secara sempurna. Hanya Allah s.w.t. yang bisa memberikan kekuatan dimaksud dan segala sesuatu sebaiknya diminta dari Tuhan. Dia itu Maha Kuasa, jika Dia berkehendak maka Dia akan menganugrahkan kekuatan melaksanakan puasa kepada seorang yang menderita tuberkulosa. Tujuan dari peraturan tentang membayar puasa adalah agar manusia diberikan kekuatan guna melaksanakan puasa, dimana hal ini hanya bias diperoleh berkat rahmat Ilahi. Sewajarnya kita berdoa:
‘Ya Allah, ini adalah bulan-Mu yang berberkat sedangkan aku telah dikucilkan dari keberkatan tersebut. Aku tidak tahu apakah aku masih tetap hidup pada tahun mendatang atau punya kesempatan untuk melaksanakan puasa yang telah terlewatkan. Berkatilah aku dengan rahmat-Mu berupa kekuatan melaksanakan puasa ini.’

Aku yakin bahwa ia yang memohon demikian akan dikaruniai Allah s.w.t. dengan kekuatan yang diperlukan. Jika Allah s.w.t. berkehendak, mungkin Dia tidak akan memberikan batasan bagi umat Muslim sebagaimana Dia telah tentukan-Nya bagi umat terdahulu. Tetapi tujuan dari batasan itu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umat dimaksud. Menurut pendapatku, jika seseorang berdoa kepada Allah s.w.t. dengan segala ketulusan memohon agar ia tidak diasingkan dari berkat-berkat bulan Ramadhan maka ia tidak akan diasingkan. Jika kemudian yang bersangkutan jatuh sakit dalam bulan Ramadhan maka sakitnya menjadi sumber rahmat baginya karena nilai setiap tindakan ditentukan oleh niat yang mendasari. Sepatutnya bagi mukminin jika ia bisa membuktikan dirinya memiliki keberanian di jalan Allah s.w.t. Ia yang sepenuh hati bertekad untuk melaksanakan puasa tetapi terhalang karena sakit yang diderita sedangkan hatinya sangat ingin mengerjakan puasa tersebut, ia tidak akan dikaliskan dari rahmat pelaksanaan puasa dan adalah para malaikat yang menggantikannya berpuasa. Hal ini merupakan suatu hal yang pelik. Jika seseorang merasa berpuasa itu sulit karena kemalasan ruhaninya dan berkhayal bahwa ia sedang kurang sehat sehingga tidak boleh melewatkan waktu makan karena dianggapnya akan membawa berbagai penyakit, maka orang seperti ini jika menganggap rahmat Tuhan akan tetap berada di sisinya, sesungguhnya ia tidak berhak atas pahala ruhani apa pun.

Sebaliknya dengan seseorang yang bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan dan berhasrat melaksanakan puasa tetapi tertahan karena sakit yang dideritanya, ia malah tidak akan dikaliskan dari berkat Ramadhan. Banyak orang yang mencari-cari alasan tidak berpuasa dan membayangkan jika mereka bisa menipu manusia lain maka mereka juga bisa mengelabui Tuhan. Orang-orang seperti ini membuat penafsiran sendiri yang dianggapnya benar, padahal sesungguhnya mereka keliru dalam pandangan Tuhan. Ruang lingkup penafsiran seperti itu sebenarnya amat luas dan ada yang terbiasa menafsirkan sendiri sehingga misalnya ada yang melakukan shalat sambil duduk sepanjang hidupnya atau sama sekali tidak melaksanakan puasa. Sesungguhnya Allah s.w.t. amat mengetahui motivasi dan niat tiap orang dalam beribadah. Allah s.w.t. mengetahui niat dan hasrat yang tulus dan Dia akan memberkati yang bersangkutan, mengingat hasrat hati seseorang dianggap suatu yang berharga dalam pandangan Tuhan.

Mereka yang mencari-cari helah sebenarnya bertumpu pada penafsiran mereka sendiri, sedangkan penafsiran seperti itu tidak ada nilainya di hadapan Tuhan. Suatu ketika, saat sedang melanjutkan puasaku selama enam bulan, aku bersua dengan sekelompok Nabi-nabi yang menegur karena dianggap aku terlalu keras membebani diriku sendiri dan memerintahkan kepadaku untuk menghentikannya. Jadi jika seseorang membebani dirinya terlalu keras demi Tuhan-nya maka Dia akan berbelas-kasihan seperti orang tua kita yang melarang kita meneruskannya. (Malfuzat, vol. IV, hal. 258-260).

TUJUAN PUASA UNTUK PENSUCIAN RUHANI

Sayang sekali terdapat masih banyak orang-orang yang menyebut dirinya Muslim yang bermaksud memodifikasi bentuk ibadah ini (Puasa).  Padahal mereka itu sesungguhnya buta dan tidak memahami kebijaksanaan Ilahi yang demikian sempurna. Bentuk ibadah ini merupakan hal yang esensial bagi
pensucian ruhani. Orang-orang itu mencoba memasuki ruang lingkup yang tidak mereka pahami sepenuhnya, lalu mencoba membuat skema perbaikan dari bidang yang tidak pernah mereka kunjungi sebelumnya. Kehidupan mereka sepenuhnya didedikasikan kepada masalah-masalah keduniawian sedangkan mengenai masalah keruhanian, mereka ini sebenarnya sama sekali tidak punya bayangan.  Bersahaja dalam makanan dan minuman serta menahan lapar dan haus merupakan hal yang pokok bagi pemurnian ruhani dan meningkatkan kemampuan dalam memperoleh kashaf. Sesungguhnya manusia tidak hidup dari nasi saja. Mengabaikan kehidupan abadi di akhirat sama saja dengan mengundang kemurkaan Tuhan ke atas diri kalian.  Patut diingat bahwa puasa tidak berarti hanya menahan lapar dan haus untuk suatu jangka waktu saja. Selama sedang berpuasa, kalian harus sibuk berdzikir mengingat Tuhan. Hazrat Rasulullah s.a.w. selalu menyibukkan diri dengan  beribadah selama bulan Ramadhan. Dalam bulan tersebut kalian harus meninggalkan kecenderungan kalian terhadap makanan dan minuman serta
sepenuhnya menghadapkan diri kepada Ilahi.  Sial sungguh manusia yang diberkati dengan roti jasmani tetapi mengabaikan roti ruhani. Roti jasmani jelas memperkuat raga tubuh, sedangkan roti ruhani memelihara kalbu dan memperkuat fitrat keruhanian. Carilah rahmat Tuhan karena semua pinta dibukakan berkat Rahmat-Nya.

Monday, August 9, 2010

RAMDHAN MUBARAK

Bila ada kata merangkai dusta
Bila ada tingkah menoreh luka
Bila ada yang tersakiti

Sebelum fajar Ramadhan tiba
Dengan kerendahan memohon maaf
Atas segala silaf dan salah
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan
Mohon maaf lahir dan bathin
Semoga ALLAH menerima amal ibadah kita